TRIBUNNEWS.COM - Putri sulung Raja Thailand dalam kondisi stabil pada tingkat tertentu, ujar istana dalam sebuah pernyataan, dilansir Independent.
Putri Bajrakitiyabha Narendira Debyavati (44), calon pewaris takhta Thailand, pingsan pada Rabu (14/12/2022) lalu karena masalah jantung.
Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara Raja Maha Vajiralongkorn.
Putri Bajrakitiyabha jatuh sakit saat mempersiapkan anjingnya untuk kompetisi di provinsi Nakhon Ratchasima.
Ia langsung diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit Chulalongkorn di Bangkok.
Dokter menggunakan obat-obatan dan peralatan untuk mendukung fungsi paru-paru, jantung, dan ginjalnya.
Baca juga: Kapal Perang Thailand Karam Diterjang Gelombang Setinggi 3 Meter, 33 Orang Masih dalam Pencarian
Meski begitu, sang putri tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan jantung setelah angiografi koroner.
Para dokter terus memantau kondisinya dengan cermat, menurut keterangan istana yang mengonfirmasi keadaannya.
"Kondisinya stabil pada tingkat tertentu dan detak jantungnya dikendalikan oleh obat-obatan, tetapi kontraksi jantungnya masih lemah," kata istana.
"Dokter memberikan obat. Jantung, paru-paru dan ginjalnya didukung oleh mesin," tambahnya.
Jumat lalu, perdana menteri Prayuth Chan-Ocha dan sejumlah pejabat senior, bersama dengan politisi dan pemimpin agama, mengunjungi rumah sakit Chulalongkorn untuk mendoakan agar Putri Bajrakitiyabha cepat sembuh.
Baca juga: 106 Kru Kapal Thailand HTMS Sukhothai yang Tenggelam Berhasil Diselamatkan, 3 Kru Kritis
Mereka juga meletakkan bunga oranye, warna yang diasosiasikan dengan sang putri.
Tak lupa para penjenguk mengisi buku ucapan doa.
Patriark Tertinggi Buddha Thailand, Somdet Phra Ariyavangsagatayana, meminta semua vihara di dalam dan luar negeri untuk mengadakan sesi nyanyian harian khusus untuk kesehatan putri, menurut pengumuman resmi dari Kantor Nasional Agama Buddha.
Sementara itu sang Raja, Maha Vajiralongkorn yang naik tahta pada tahun 2016, hingga kini belum menunjuk ahli waris.
Belum ada pembicaraan resmi tentang prospek sang putri yang akan menggantikannya.
Undang-undang tahun 1924 tentang suksesi istana Thailand menetapkan pewaris takhta harus laki-laki.
Namun amandemen konstitusi pada tahun 1974 mengizinkan putri dari garis kerajaan untuk naik tahta jika penggantinya belum disebutkan.
Lahir pada 7 Desember 1978 sebagai putri dari istri pertama raja Putri Soamsawali, Putri Bajrakitiyabha adalah seorang pengacara terlatih dengan gelar master dan doktor dari Universitas Cornell.
Dia juga menjabat sebagai duta besar Thailand untuk Austria, Slovenia dan Slovakia.
Selain itu, Putri Bajrakitiyabha berperan di kantor jaksa agung, Komando Keamanan Kerajaan dan sebagai duta besar Thailand untuk Komisi PBB untuk Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)