"Dalam waktu dekat ini akan segera kami komunikasikan ke pihak terkait di Indonesia baik di tingkat pemerintahan maupun universitas negeri dan swasta kredibel di Indonesia untuk menindaklanjuti seluruh rencana dan kerja sama dengan Universitas Sofia ke depan," ujar Dubes Iwan.
Baca juga: Bulgaria Tuntut 5 Orang Tersangka Pemboman Istanbul Turki atas Aksi Terorisme
Koordinasi dengan Pemerintah Pusat di Jakarta sangat penting mengingat tenaga pengajar untuk modul wajib tersebut membutuhkan keahlian khusus dan perlu adanya penyesuaian kurikulum serta metode pengajaran yang telah ditetapkan Kemendikbud RI dengan kebiasaan di Bulgaria.
Setelah selesai berdiskusi, Dubes Iwan dan tim KBRI melakukan kunjungan singkat ke Kelas Bahasa Indonesia yang sedang berlangsung dibawah ajaran Bapak Thomas Bea, tenaga pengajar yang ditugaskan oleh BIPA Kemendikbud melalui KBRI Sofia untuk mengajar di Universitas Sofia.
Dubes Iwan sangat terkesan dengan kelancaran dan keluwesan para murid memperkenalkan dirinya dalam Bahasa Indonesia.
Untuk diketahui, Universitas Sofia merupakan universitas tertua di Bulgaria yang telah berdiri sejak tahun 1878.
Ketenaran universitas ini berkembang pesat sejak abad ke 17 dengan misi budaya dan pendidikan dan sejak itu kian berkembang menjadi pusat akademik dan ilmiah penting di wilayah Balkan.
Saat ini, Universitas Sofia St. Kliment Ohridski adalah pusat pendidikan ilmiah terbesar dan paling bergengsi di Bulgaria.
Setelah modul wajib Indonesia berhasil diterapkan di Universitas Sofia, maka misi diplomasi selanjutnya bagi KBRI Sofia adalah untuk terus membina para kaum Indonesianis yang ada di wilayah
akreditasi dan memperluas dampaknya dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.