TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah, tujuan dan kepentingan peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022.
Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022 diperingati setiap 27 Desember, yang tahun ini jatuh pada hari ini, Selasa (27/12/2022).
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022 bertujuan untuk menyoroti perlunya kesiapan menghadapi situasi pandemi atau epidemi di masa yang akan datang.
Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional ditetapkan pertama kali oleh Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Desember 2020.
Lantas bagaimana awal mula terciptanya Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022?
Simak sejarah, tujuan dan kepentingan peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022, dikutip dari un.org.
Baca juga: Pandemi Covid-19 di Indonesia Terkendali, RSDC Wisma Atlet Kemayoran Sudah Saatnya Ditutup
Sejarah Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022
Lahirnya Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional yang diperingati setiap tanggal 27 Desember, bertepatan dengan dirasakannya dampak dari pandemi Covid-19.
Tiga tahun lalu bulan ini, virus penyebab Covid-19 pertama kali terdeteksi.
Akibat dari virus tersebut, jutaan nyawa telah hilang, dan ratusan juta orang jatuh sakit.
Serta membuat ekonomi hancur, sistem kesehatan terbengkalai, dan triliunan dolar hilang.
Kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah dirancang negara anggota PBB keluar jalur.
Penyakit menular dan epidemi utama berdampak buruk pada kehidupan manusia serta mendatangkan malapetaka pada pembangunan sosial dan ekonomi jangka panjang.
Krisis kesehatan global mengancam untuk membanjiri sistem kesehatan yang sudah kewalahan,.
Sehingga mengganggu rantai pasokan global dan menyebabkan kehancuran yang tidak proporsional pada mata pencaharian masyarakat.
Termasuk perempuan dan anak-anak, serta ekonomi negara-negara termiskin dan paling rentan.
Covid-19 tidak akan menjadi epidemi atau pandemi terakhir yang dihadapi umat manusia.
Sebagai komunitas global, masyarakat harus memperhatikan pelajaran keras dari Covid-19.
Maka perlu melakukan investasi yang berani dalam kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons terhadap pandemi.
Oleh karenanya dibutuhkan pengawasan yang lebih baik untuk mendeteksi dan memantau virus dengan potensi epidemi.
Tentu juga dengan dukungan sistem kesehatan yang lebih tangguh yang didukung oleh cakupan kesehatan universal.
Maka pada sesi pleno ke-36 pada tanggal 7 Desember 2020, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional.
Majelis umum PBB mengundang semua anggotanya dan organisasi lain yang berkepentingan untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional setiap tahunnya.
Seluruh masyarakat harus melakukan peranan penting dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional.
Peringatan tahunan ini dapat diisi dengan cara yang tepat dan sesuai dengan konteks dan prioritas nasional.
Melalui kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran, untuk menekankan pentingnya pencegahan, kesiapsiagaan dan kemitraan melawan epidemi.
Baca juga: Tantangan Akhiri Endemi HIV/AIDS di Indonesia Cukup Besar
Tujuan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022
Adapun tujuan dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022 ini adalah mengekspresikan keprihatinan serius pada dampak yang menghancurkan dari penyakit menular dan epidemi utama.
Seperti yang dicontohkan oleh pandemi penyakit Covid-19) yang sedang berlangsung, pada kehidupan manusia.
Negara-negara anggota PBB berkomitmen untuk memastikan partisipasi inklusif, setara dan non-diskriminatif, dengan perhatian khusus kepada mereka yang rentan atau dalam situasi rentan dengan kemungkinan tertinggi infeksi epidemi.
Dalam peringatan ini, kita dapat mengakui peran dan tanggung jawab utama pemerintah.
Yaitu dalam kontribusi yang sangat diperlukan dari pemangku kepentingan terkait dalam mengatasi tantangan kesehatan global.
Terutama wanita, yang merupakan mayoritas pekerja kesehatan dunia.
Baca juga: BPJS Kesehatan Siap Tanggung Pengobatan Covid-19 Jika Status Jadi Endemi
Kepentingan peringatan Hari Kesiapsiagaan Endemi Internasional 2022
Berdasarkan resolusi yang dikeluarkan PBB pada 7 Desember 2020, terdapat 5 kepentingan yang perlu digaris bawahi terkait Kesiapsiagaan Endemi Internasional.
1. Menyatakan keprihatinan mendalam
Jika tidak ada keprihatinan Internasional, epidemi di masa depan dapat melampaui wabah sebelumnya.
Oleh karena itu perlu menekankan pentingnya peningkatan kesadaran, pertukaran informasi, pengetahuan ilmiah dan praktik terbaik.
Serta didukung dengan pendidikan berkualitas, dan program advokasi tentang epidemi di tingkat lokal, nasional, regional dan global.
Sebagai tindakan efektif untuk mencegah dan menanggapi epidemi.
2. Mengenali kebutuhan untuk memperkuat pencegahan epidemi
Perlunya mengambil pelajaran yang dipetik tentang manajemen epidemi dan bagaimana mencegahnya.
Hal itu untuk meningkatkan tingkat kesiapsiagaan agar dapat memiliki tanggapan paling awal dan paling memadai terhadap setiap epidemi yang mungkin timbul.
Serta menggunakan pendekatan One Health terpadu dapat mendorong kerjasama antara kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan tumbuhan.
Baik di lingkungan sekitar dan sektor terkait lainnya.
3. Menegaskan pentingnya kerja sama internasional dan multilateralisme
Dalam menghadapi pandemi, penting untuk meningkatkan kemitraan dan solidaritas di antara setiap individu, komunitas mapun Negara.
4. Mengenali peran penting WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia
Peran penting WHO yaitu mengoordinasikan respons terhadap epidemi, sesuai dengan mandatnya, dalam mendukung peranan nasional maupun Internasional.
Dalam hal mencegah, mengurangi, dan mengatasi dampak penyakit menular dan epidemi.
Sesuai dengan tujuan agenda pembangunan perkelanjutan.
5. Mengakui peran dan tanggung jawab utama Pemerintah
Kontribusi pemerintah sangat diperlukan sebagai pemangku kepentingan terkait dalam mengatasi tantangan kesehatan global.
Terutama perempuan, yang merupakan mayoritas pekerja kesehatan dunia.
Serta menggarisbawahi komitmen untuk memastikan partisipasi yang inklusif, setara, dan nondiskriminatif.
Yaitu dengan perhatian khusus kepada mereka yang rentan atau dalam situasi rentan dengan kemungkinan tertinggi infeksi epidemik.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)