TRIBUNNEWS.COM - Moskow menuduh Ukraina berada di balik serangan mematikan yang menghantam pangkalan udara Engels.
Serangan pada Senin (26/12/2022) dilaporkan menewaskan tiga prajurit Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sebuah pesawat tak berawak (drone) Ukriana ditembak jatuh saat mendekati pangkalan udara Engels.
"Puing-puing drone menewaskan tiga personel layanan," jelas pernyataan Kementerian.
Sementara, pemerintah Ukraina tidak mengomentari serangan yang dilaporkan.
Simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-307 berikut ini, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-306: 2 Ledakan Dilaporkan di Pangkalan Udara Rusia
Ukraina mengklaim puluhan kota dibom pasukan Rusia
Militer Ukraina mengatakan puluhan kota di wilayah Luhansk, Donetsk, Kharkiv, Kherson dan Zaporizhzia dibom oleh pasukan Rusia.
"Di wilayah Kherson, Rusia menembaki daerah berpenduduk di sepanjang tepi kanan Sungai Dnieper," kata militer Ukraina.
"Garis depan di Bakhmut, Kreminna dan daerah lain di Donbas sekarang membutuhkan kekuatan dan konsentrasi maksimum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato Senin (26/12/2022) malamnya.
Warga Ukraina kekurangan listrik
Zelensky mengatakan kekurangan listrik terus berlanjut, dengan hampir sembilan juta orang tersisa tanpa listrik.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-305, Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
“Kekurangan tetap ada. Pemadaman terus berlanjut,” katanya dalam pidato video Senin malam.
“Tapi jumlah dan lamanya pemadaman listrik secara bertahap berkurang," jelasnya.
Proposal demiliterisasi
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan Ukraina harus memenuhi proposal Moskow untuk penyelesaian demi kebaikannya sendiri.
"Proposal kami untuk demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikendalikan oleh rezim, penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang berasal dari sana, termasuk tanah baru kami, sudah diketahui musuh," ucapnya kepada kantor berita TASS.
"Intinya sederhana, penuhi itu untuk kebaikan Anda sendiri. Jika tidak, masalah ini akan diputuskan oleh tentara Rusia," tegasnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-303, Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Putin menjamu para pemimpin bekas negara Soviet
Lebih jauh, Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu para pemimpin bekas negara Soviet di St Petersburg pada Senin.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin mengatakan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas kawasan Eurasia semakin meningkat.
“Sayangnya tantangan dan ancaman di kawasan ini, terutama dari luar, hanya tumbuh setiap tahunnya,” kata Putin.
"Kami juga harus mengakui, sayangnya, ketidaksepakatan juga muncul di antara negara-negara anggota persemakmuran," imbuh Putin.
Kyiv berencana adakan pertemuan puncak pada akhir Februari
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-302: Zelensky Berpidato di Depan Kongres AS
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Kyiv berencana mengadakan pertemuan puncak membahas perdamaian pada akhir Februari.
Kuleba menyarankan agar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres dapat menjadi mediator yang memungkinkan rencana itu tercapai.
"PBB bisa menjadi tempat terbaik untuk mengadakan KTT ini, karena ini bukan tentang memberi bantuan kepada negara tertentu," ucapnya.
"Ini benar-benar tentang membawa semua orang bergabung," imbuhnya.
Zelensky minta bantuan India
Zelensky mengaku meminta bantuan India untuk mengimplementasikan formula perdamaian melalui telepon dengan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi pada Senin.
"Saya melakukan panggilan telepon dengan PM Narendra Modi dan berharap kepresidenan G20 sukses," tulis Zelensky di Twitter.
Baca juga: Populer Internasional: Suasana Natal di Ukraina - Pembunuh Berantai The Serpent Kembali ke Prancis
Ukraina serukan Rusia dicopot sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB
Pemerintah Ukraina menyerukan agar Rusia dicopot sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan Rusia secara ilegal menduduki kursi Uni Soviet di Dewan Keamanan PBB sejak pecahnya Uni Soviet pada 1991.
Kyiv menyebut kehadiran Rusia selama tiga dekade di PBB telah ditandai dengan perang dan penyitaan wilayah negara lain.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)