News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Klaim Bunuh 25 Milisi Taliban, Pangeran Harry Dianggap Telah Berbalik 'Melawan Militer'

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Memoar Pangeran Harry yang berjudul Spare. Dalam memoarnya, Harry yang bergelar Duke of Sussex itu menggambarkan pembunuhan 25 pejuang Taliban di Afghanistan sebagai 'bidak catur yang diambil dari papan'.

"Saya tidak berharap (Pengadilan Pidana Internasional) akan memanggil anda atau para Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) akan menghukum anda, karena mereka tuli dan buta untuk bisa menghukum anda," jelas Haqqani.

Berbicara kepada Forces News, pensiunan Komandan Kolonel Collins mengutuk buku tersebut dengan menyebutnya sebagai 'penipuan penghasil uang yang tragis'.

Mengacu pada kesempatan bagi Pangeran Harry untuk membunuh 25 pejuang musuh, Kolonel Collins menegaskan bahwa 'itu bukan cara anda berperilaku di Angkatan Darat Inggris, itu bukan cara kami berpikir'.

"Dia (Harry) telah menurunkan sisinya dengan buruk. Kami tidak membuat takik pada popor senapan, kami tidak pernah melakukannya," tegas Collins.

Mantan kolonel yang mendapatkan ketenaran di seluruh dunia untuk pidato menjelang pertempuran dengan pasukan di Irak itu mengatakan bahwa Harry kini telah berbalik melawan keluarga lain, keluarga militernya.

"Keluarga militer yang pernah memeluknya setelah ia menghancurkan keluarga kandungnya," papar Collins.

Baca juga: Pangeran Harry Akui Bunuh 25 Orang di Afghanistan selama Jadi Pilot Militer Inggris

Collins pun menuduh Pangeran Harry memilih jalan 'alien' dan 'mengejar kekayaan yang sebenarnya tidak ia butuhkan'.

"Pada akhirnya, saya hanya melihat kekecewaan dan kesengsaraan dalam upayanya mengejar kekayaan yang tidak ia butuhkan, serta penolakannya terhadap keluarga dan cinta persahabatan yang sebenarnya sangat ia butuhkan," tegas Collins.

Sementara itu, mantan Perwira Militer Inggris Kolonel Richard Kemp, yang dikirim ke Kabul, Afghanistan pada 2003 lalu untuk memimpin pasukannya di Afghanistan, mengatakan bahwa pernyataan Harry ini 'tidak biasa'.

Namun ia tidak mempermasalahkan sikap Pangeran Harry yang mengungkapkan jumlah musuh yang telah dibunuh.

Dirinya mengatakan bahwa tentara memang berbicara tentang orang-orang yang telah mereka bunuh atau lukai secara pribadi.

Ini terkadang dianggap sebagai 'cara untuk menghilangkan tekanan setelah periode pertempuran'.

Kendati demikian, mengenai pengakuan bahwa gerilyawan Taliban yang terbunuh adalah bidak catur, Kolonel Kemp mengatakan komentar semacam itu dapat memberikan 'propaganda kepada musuh'.

Ia menambahkan bahwa pernyataan itu mungkin telah merusak keamanan Pangeran Harry dan dapat memprovokasi orang untuk melakukan aksi balas dendam.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini