TRIBUNNEWS.COM - Militer China menggelar latihan di sekitar pulau di Taiwan pada Minggu (8/1/2023) kemarin.
Latihan militer itu berfokus pada serangan darat dan laut.
Aktivitas tersebut merupakan latihan kedua yang dilakukan China dalam waktu kurang dari sebulan.
Dikutip Al Jazeera, peryataan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, pasukannya mengorganisir patroli kesiapan tempur bersama dan latihan tempur di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan.
"Tujuan dari latihan menguji kemampuan tempur bersama serta melawan tindakan provokatif pasukan eksternal dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan," kata Juru bicara komando Kolonel Senior Shi Yi.
Sementara itu, Kantor Kepresidenan Taiwan mengatakan China membuat tuduhan tidak berdasar dan mengutuk keras latihan itu.
Baca juga: Pelajar Indonesia di Taiwan Promosikan Seni Budaya Nusantara hingga Aneka Kuliner
Kantor Kepresidenan mengatakan perdamaian serta stabilitas Selat Taiwan dan kawasan itu adalah tanggung jawab bersama antara Taiwan dan China.
"Posisi Taiwan sangat jelas, tidak akan meningkatkan konflik atau memprovokasi perselisihan, tetapi akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanannya," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.
“Militer negara sangat memahami situasi di Selat Taiwan dan sekitarnya dan merespons dengan tenang. Orang-orang kami dapat dipercaya,” tambahnya.
Taiwan deteksi 57 pesawat militer China
Lebih jauh, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Senin (9/1/2023), mereka telah mendeteksi 57 pesawat militer China, lapor Reuters.
Pihak terkait juga mengatakan ada empat kapal angkatan laut yang beroperasi di sekitar pulau itu selama 24 jam sebelumnya.
Baca juga: Taiwan Perpanjang Masa Wajib Militer dari 4 Bulan Pelatihan Menjadi 1 Tahun
Kementerian pun membagikan peta di Twitter untuk menunjukkan jalur penerbangan mereka.
Sekitar 28 pesawat terbang ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) di barat daya Taiwan.