Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Ekonom terkenal sekaligus Profesor Universitas New York, Nouriel Roubini mengatakan pada Jumat lalu bahwa periode relatif tenang dalam ekonomi global telah berakhir dan apa yang ada di depan adalah 'era stagflasi'.
Ini mengindikasikan bahwa masa pertumbuhan yang lambat bertepatan dengan angka pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang meningkat.
Menurut Roubini, yang termasuk orang pertama yang memprediksi krisis keuangan tahun 2008, situasi saat ini mungkin lebih buruk, mengingat banyaknya risiko dan 'ancaman besar' yang dihadapi dunia.
"Dalam jangka pendek, ada (risiko) yang terkait dengan perang di Ukraina, tentu saja, inflasi dan momok krisis keuangan yang dapat muncul dalam beberapa bulan ke depan atau dalam dua atau tiga tahun ke depan," kata Roubini, dalam sebuah wawancara dengan outlet berita Prancis Le Monde.
Baca juga: PDB Inggris pada November 2023 Naik Secara Tak Terduga, Kekhawatiran Resesi Mulai Mereda
Ditambah pula dengan 'mega ancaman' yang cenderung 'terwujud lebih parah dalam jangka panjang'.
"Dimulai dengan perubahan iklim, ketegangan geopolitik yang dapat berubah menjadi perang nuklir antara kekuatan besar, dan ketidakstabilan sosial-politik," tegas Roubini.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (16/1/2023), Roubini yang dijuluki 'Doctor Doom' oleh Wall Street berpendapat bahwa konsensus umum yang menyatakan tekanan inflasi bersifat sementara dan menaikkan suku bunga akan meredam kenaikan harga serta memberikan 'pendaratan lunak' ekonomi adalah hal yang salah.
"Saya pikir pendaratan tidak akan lunak tetapi keras, dan terkait dengan tekanan finansial."
"Menaikkan suku bunga sementara ekonomi kehilangan momentum, dengan tingkat utang secara keseluruhan jauh lebih tinggi daripada tahun 1970-an dapat menyebabkan keruntuhan pasar saham dan obligasi, yang dapat memperdalam resesi," papar Roubini.
Menurut ekonom tersebut 'bagian dari solusinya tentu akan melibatkan inflasi yang mengurangi beban utang'.
"Saya tidak mengatakan inflasi diinginkan, tapi saya tidak melihat bagaimana cara untuk menghindarinya. Era moderasi besar telah berakhir, kita sedang memasuki stagflasi besar," jelaa Roubini.
Roubini juga memperingatkan potensi perang dagang antara Barat dengan 'sekelompok kekuatan revisionis' yakni Rusia, China, Iran dan Korea Utara (Korut) yang dapat mengarah pada fragmentasi globalisasi dan relokalisasi rantai produksi, meningkatkan ketidakamanan secara global.
Ia pun mendesak komunitas global untuk belajar dari sejarah dan memobilisasi kekuatan demi mencegah memburuknya krisis lebih lanjut. (*)