News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Unicorn Media Sosial India ShareChat Pecat 20 Persen Karyawannya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi aplikasi ShareChat. ShareChat, aplikasi unicorn asal India, memecat 20 persen karyawannya karena kekhawatiran akan krisis ekonomi yang berkelanjutan.

TRIBUNNEWS.COM - Aplikasi media sosial asal India, ShareChat, memecat 20 persen karyawannya.

Dilaporkan BBC.com, Mohalla Tech, perusahaan induk aplikasi ShareChat, menyebut keputusan sulit terpaksa dilakukan karena kekhawatiran akan krisis ekonomi yang berkelanjutan.

Mohalla Tech memiliki sekitar 2.200 karyawan.

Kini ratusan karyawan di posisi manajemen diberhentikan.

ShareChat mengikuti serangkaian perusahaan teknologi yang telah memangkas tenaga kerjanya baru-baru ini.

Raksasa teknologi seperti Meta, Twitter, dan Amazon juga telah memberhentikan ribuan karyawan selama beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Lima Startup China yang Selamat dari Lockdown Ketat Covid-19 di 2022

Menurut Layoffs.fyi, situs yang melacak pemutusan hubungan kerja perusahaan teknologi, sejauh ini lebih dari 24.000 pekerja di seluruh dunia telah di-PHK pada tahun 2023.

Situs web yang didirikan oleh seorang pengusaha yang berbasis di AS bernama Roger Lee itu, mendapatkan angka-angka tersebut dari pengumuman media.

Di India, start-up teknologi seperti Unacademy, Moglix, upGrad, dan LEAD semuanya telah mengumumkan PHK sejak 1 Januari.

Beberapa unicorn India menghadapi tekanan dari investor untuk memangkas biaya di tengah kekhawatiran atas valuasi yang tinggi dan kondisi ekonomi global.

ShareChat, jejaring sosial buatan sendiri pertama di India, menawarkan konten dalam bahasa India.

Aplikasi itu didukung oleh perusahaan teknologi seperti Google dan Temasek.

ShareChat telah mengumpulkan $300 juta dalam pendanaan baru tahun lalu.

Twitter, Snap Inc, dan Tiger Global terdaftar sebagai para investornya.

Ilustrasi aplikasi Sharechat (TOI)

Baca juga: Kaleidoskop 2022: Startup Pilih Jalan PHK Demi Menekan Pengeluaran pada Era Bakar Duit Berakhir

Namun, pada bulan Desember, perusahaan menutup platform game fantasi online Jeet11 dan memberhentikan hampir 100 karyawan.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara ShareChat mengatakan:

"Karena modal menjadi mahal, perusahaan perlu memprioritaskan taruhan mereka dan berinvestasi hanya dalam proyek dengan dampak tertinggi."

"Keputusan untuk mengurangi biaya karyawan diambil setelah banyak pertimbangan dan mengingat tumbuhnya konsensus pasar bahwa sentimen investasi akan tetap sangat hati-hati sepanjang tahun ini," tambah juru bicara itu.

ShareChat, yang berbasis di Bangalore (juga dikenal sebagai Bengaluru), bernilai sekitar $5 miliar dan dikatakan memiliki sekitar 180 juta pengguna aktif bulanan.

PHK Perusahaan Startup di Indonesia

Tak hanya di India, badai pemecatan karyawan startup juga terjadi di Indonesia.

Pada tahun 2022 lalu, setidaknya 13 perusahaan startup melakukan pemecatan massal, yakni:

1. JD.ID

Isu pemecatan massal JD.ID awalnya viral di media sosial.

Dalam cuitan yang ditulis pada Selasa (13/12/2022), @ecommurz menjelaskan PHK akan menyasar 50 hingga 85 persen atau sekitar 200 staff dari semua total karyawan.

Setelah informasi ini mencuat dan jadi topik hangat para netizen Twitter, JD.id langsung memberikan pernyataan resmi terkait PHK yang dilakukan perusahaan melalui akun Instagram.

Setya Yudha Indraswara, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, menjelaskan perusahaan harus melakukan pemangkasan karyawan sebagai bentuk adaptasi untuk mencegah kerugian di tengah perubahan bisnis yang terjadi selama belakangan ini.

Pemangkasan ratusan staff bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh JD.ID, di tahun 2022 tepatnya pada Mei lalu perusahaan dilaporkan telah mengambil langkah yang sama sebagai bentuk improvisasi agar JD.ID dapat terus beradaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

2. TaniHub

Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C), sehingga turut menghentikan operasional gudang di Bandung, Jawa Barat dan Bali.

TaniHub mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja.

TaniHub pun akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, akan menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.

3. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan.

Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan.

4. Zenius

Startup teknologi edukasi (edutech) Zenius kembali mengumumkan PHK pada awal Agustus lalu tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

PHK pertama, Zenius telah memangkas sekitar 25 persen tenaga kerjanya atau lebih dari 200 karyawan.

Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.

5. Pahamify

Startup edutech Pahamify telah mengonfirmasi kabar terkait PHK kepada sejumlah karyawannya.

Dalam konfirmasinya, Pahamify menjelaskan PHK ini sebagai salah satu bentuk dari adaptasi dalam kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini.

6. MamiKos

Startup yang bergerak sebagai penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, mengonfirmasi adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi.

Co-founder dan CEO Mamikos, Maria Regina Anggit, mengatakan PHK sudah mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro saat ini.

7. Shopee

Shopee Indonesia pada September lalu mengumumkan pemangkasan sejumlah karyawannya.

"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal Nataprawira, Head of Public Affairs Shopee Indonesia

8. Bananas

Bananas, startup quick commerce atau e-grocery mengumumkan akan menutup layanan dan pivoting ke bisnis baru.

Pivoting ini berdampak kepada 36 karyawan.

9. Grab

Grab, startup ride hailing dari Singapura, mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawan di divisi GrabKitchen.

Operasi GrabKitchen di Indonesia ditutup efektif mulai 19 Desember 2022.

10. GoTo

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. melakukan PHK besar-besaran. Perusahaan melakukan pemangkasan terhadap 1.300 karyawannya.

"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan," ujar Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo.

11.  Ruangguru

Startup edutech lainnya yang mengumumkan PHK adalah Ruangguru. Tim Corporate Communications Ruangguru mengatakan bahwa pihaknya telah memangkas ratusan karyawan.

12. Sayurbox

Perusahaan rintisan Sayurbox melakukan PHK terhadap 5 persen tenaga kerjanya.

Keputusan ini dilakukan Sayurbox sebagai langkah untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang di tengah tantangan makroekonomi global.

13. Ajaib

Platform investech asal Indonesia yang bergerak di bidang reksa dana dan aset kripto, Ajaib, mengumumkan PHK terhadap 67 karyawan pada 29 November 2022.

Langkah ini diambil menyusul aksi pemecatan yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi global hingga lokal. Dalam laporan resminya, manager Ajaib mengatakan PHK terpaksa dilakukan agar perusahaan dapat mengatasi masa krisis saat menghadapi kondisi makroekonomi di masa yang akan datang.

Tak hanya itu, AjaIb juga mengumumkan pemangkasan gaji pada sejumlah staf di jajaran manajemen, sementara untuk para founders platform Ajaib memutuskan untuk menghentikan pemberian gaji sementara waktu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Nitis Hawaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini