TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyamakan kebijakan Barat di Rusia dengan solusi akhir dengan kebijakan pemimpin Nazi Adolf Hitler untuk orang Yahudi Eropa.
Sergei Lavrov membuat perbandingan pada konferensi pers tahunannya.
"Sama seperti Napoleon memobilisasi hampir seluruh Eropa melawan Kekaisaran Rusia, sama seperti Hitler memobilisasi dan menangkap mayoritas negara Eropa dan mengirim mereka melawan Uni Soviet, sekarang Amerika Serikat telah mengorganisir koalisi," kata Sergei Lavrov, Rabu (18/1/2023).
Rusia mengatakan negara Barat menggunakan Ukraina untuk mengobarkan perang melawan Rusia.
"Tugasnya sama, solusi akhir dari pertanyaan Rusia. Sama seperti Hitler akhirnya ingin menyelesaikan masalah Yahudi."
Baca juga: Tentara Rusia Dibunuh setelah Tinggalkan Pangkalan Militer Rusia di Ukraina
Ini bukan pertama kalinya Sergei Lavrov menyebut Hitler dan orang-orang Yahudi dalam pidatonya yang blak-blakan anti-Barat.
Sebelumnya, ia dulu menghadapi tuduhan anti-Semitisme, seperti diberitakan The Moscow Times.
Pidato Sergei Lavrov tersebut merujuk pada kebijakan negara-negara Barat yang berkoalisi untuk menyelesaikan masalah Rusia.
Ia menyamakannya dengan kebijakan Adolf Hitler yang disebut 'solusi akhir', yaitu dengan pemusnahan bangsa Yahudi selama perang dunia II atau yang dikenal sebagai Holocaust.
Baca juga: Aleksandar Vucic Minta Grup Wagner Rusia Tidak Rekrut Prajurit Serbia Jadi Tentara Bayaran
Tanggapan Negara Barat
Anggota Kongres Yahudi Eropa menyatakan keprihatinan dan keterkejutan atas pernyataan Sergei Lavrov.
Organisasi tersebut merilis pernyataan yang mengutuk komentar Sergei Lavrov dan menuntut tindakan balasan.
“Kami terkejut dan terkejut dengan perbandingan memalukan yang ditarik oleh Menteri Lavrov antara tindakan koalisi negara-negara demokratis dan penganiayaan dan pembunuhan Hitler terhadap enam juta orang Yahudi di Shoah,” kata Dr. Ariel Muzicant, Presiden Kongres Yahudi Eropa.
“Ini adalah distorsi Holocaust pada tingkat yang paling dasar dan kami meminta Tuan Lavrov untuk meminta maaf dengan tegas dan menarik komentar ini,” tambahnya, dikutip dari Japan Post.