“Ini adalah lima setengah tahun yang paling memuaskan dalam hidup saya. Tapi, juga penuh tantangan," ucapnya.
Selama setahun terakhir, Ardern menghadapi peningkatan ancaman kekerasan yang signifikan.
Ancaman kerap datang dari kelompok teori konspirasi dan anti-vaksin yang marah dengan mandat vaksin negara dan penguncian Covid-19.
Dia berkata bahwa peningkatan risiko yang terkait dengan pekerjaannya tidak menjadi alasan keputusannya untuk mundur.
Baca juga: Peringkat Jajak Pendapat Jacinda Ardern Turun ke Tingkat Terendah Sejak Menjadi PM Selandia Baru
“Saya tidak ingin meninggalkan kesan bahwa kesulitan yang Anda hadapi dalam politik adalah alasan orang keluar. Ya, itu memang berdampak," jelasnya.
"Bagaimanapun juga kita adalah manusia, tapi itu bukan dasar keputusan saya," tegasnya.
Ardern mengatakan dia tidak punya rencana masa depan, selain menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
Pemilihan umum Selandia Baru berikutnya akan diadakan pada 14 Oktober.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)