News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek 2023

Rayakan Imlek Tahun 2023, Warga China Berdoa Agar Diberikan Kesehatan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Orang-orang mengunjungi Taman Yu menjelang Tahun Baru Imlek Kelinci, di Shanghai pada 9 Januari 2023. (Photo by Hector RETAMAL / AFP)

China pada 14 Januari lalu melaporkan hampir 60.000 kematian terkait Covid-19 di rumah sakit pada periode 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023.

Ini merupakan peningkatan besar dari lebih dari 5.000 kematian yang dilaporkan sebelumnya selama seluruh periode pandemi.

Pengeluaran rumah duka untuk barang-barang yang diperlukan, mulai dari kantong mayat hingga oven kremasi telah meningkat di banyak provinsi.

Beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang akan meninggal akibat penyakit ini di China pada 2023.

Perusahaan data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity memperkirakan kematian akibat Covid-19 dapat mencapai 36.000 per hari pada pekan ini.

Saat jutaan pekerja migran pulang ke rumah untuk merayakan Tahun Baru Imlek, pakar kesehatan sangat prihatin dengan orang-orang yang tinggal di pedesaan China yang luas, di mana fasilitas medisnya lebih buruk jika dibandingkan dengan yang ada di daerah pesisir yang makmur.

Sekitar 110 juta perjalanan penumpang kereta api diperkirakan telah dilakukan sejak 7 hingga 21 Januari 2023 atau 15 hari pertama dari 40 hari perjalanan Tahun Baru Imlek.

Angkanya naik 28 persen dari tahun ke tahun.

Sebanyak 26,23 juta perjalanan dilakukan pada malam Tahun Baru Imlek melalui penggunaan layanan kereta api, mobil, motor, kapal dan pesawat terbang.

Angka ini merupakan setengah dari tingkat pra-pandemi, namun naik 50,8 persen dari tahun lalu.

Kepala Ahli Epidemiologi di CDC China, Wu Zunyou mengatakan bahwa pergerakan massal orang selama periode liburan dapat menyebarkan pandemi dan meningkatkan infeksi di beberapa daerah.

Baca juga: Kemlu Ungkap Tak Ada WNI yang Jadi Korban Penembakan pada Festival Imlek di California

"Namun gelombang Covid-19 kedua tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Kemungkinan kebangkitan Covid-19 yang besar di China selama dua atau tiga bulan ke depan sangat kecil, karena 80 persen orang telah terinfeksi," kata Wu dalam platform media sosial Weibo pada Sabtu lalu.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini