TRIBUNNEWS.COM - Grup pertahanan Jerman Rheinmetall dapat mengirimkan 139 tank tempur Leopard ke Ukraina jika diperlukan, kata juru bicara perusahaan tersebut kepada grup media RND.
Seperti diketahui, saat ini Jerman berada di bawah tekanan dari Ukraina dan beberapa sekutu NATO untuk memasok tank Leopard 2 buatan Berlin ke Ukraina.
Di sisi lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mengatakan Jerman tidak memblokir ekspor tank Leopard 2.
Meningkatnya tekanan terhadap Jerman semakin terjadi lantaran Berlin gagal mengambil keputusan pada pertemuan puncak pertahanan internasional di Pangkalan Militer AS, Ramstein, Jumat (20/1/2023).
Untuk dapat mengekspor tank yang diproduksi Jerman, Kementerian Ekonomi harus memberikan persetujuan.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-335 berikut ini, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Populer Internasional: Chris Hipkins Calon PM Selandia Baru - Bantuan Tank Jerman ke Ukraina Gagal
Jerman akan kirim 139 tank Leopard ke Ukraina
Grup pertahanan Jerman Rheinmetall dapat mengirimkan 139 tank tempur Leopard ke Ukraina jika diperlukan.
Josep Borrell: Jerman tidak memblokir ekspor tank Leopard 2
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mengatakan Jerman tidak memblokir ekspor tank Leopard 2.
Paket bantuan militer baru Uni Eropa ke Ukraina
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Simpan Senjata dari Negara Barat di Dekat Pembangkit Tenaga Nuklir
Borrell juga menguraikan paket bantuan militer baru dari Uni Eropa ke Ukraina senilai €500 juta.
Bantuan itu disepekati setelah 27 menteri luar negeri blok itu bertemu di Brussel pada Senin (23/1/2023).
Paket itu disetujui bersama dengan tambahan €45 juta untuk misi pelatihan militer Uni Eropa untuk Ukraina.
Menteri luar negeri Hungaria, Péter Szijjártó, mengatakan negaranya tidak akan menghalangi langkah Uni Eropa.
Baca juga: Hadapi Serangan Rusia, Jerman Izinkan Polandia Kirim Tank Leopard ke Ukraina
Menteri Luar Negeri Jerman tegaskan tak akan halangi Polandia kirim tank Leopard
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, pada Minggu (22/1/2023), mengatakan negaranya tidak akan "menghalangi" Polandia mengirim tank Leopard ke Ukraina telah menyebabkan kebingungan di Berlin.
Untuk saat ini, masih belum jelas apakah ucapannya merupakan indikasi pergeseran posisi pemerintah atau hanya upaya Partai Hijau untuk mengoreksi strategi komunikasi kanselir Olaf Scholz yang ceroboh.
Polandia siap kirim tank ke Ukraina tanpa persetujuan Jerman
Polandia telah menegaskan kembali siap mengirim tank ke Ukraina tanpa persetujuan Jerman.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan pemerintahnya akan meminta izin dari Berlin untuk mengirim tank Leopard ke Ukraina.
Morawiecki menggambarkan persetujuan itu sebagai "kepentingan sekunder".
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-334: Polandia akan Kirim 14 Tank Leopard ke Kyiv
Tetapi, seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Berlin belum menerima permintaan dari Polandia atau negara lain mana pun untuk mengizinkan transfer semacam itu.
Kremlin kecam niat Barat kirim tank ke Ukraina
Kremlin memperingatkan bahwa rakyat Ukraina akan "membayar harga" jika Barat memutuskan untuk mengirim tank untuk mendukung Kyiv.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan perpecahan di Eropa tentang apakah akan menyediakan tank ke Kyiv menunjukkan ada peningkatan "kegugupan" dalam aliansi NATO.
Peskov juga menepis pengumuman Washington bahwa mereka berencana untuk menjatuhkan sanksi pada Grup Wagner tentara bayaran swasta Rusia.
Jerman pindahkan sistem pertahanan udara Patriot ke Polandia
Jerman mulai memindahkan sistem pertahanan udara Patriot ke wilayah Polandia, dekat perbatasan Ukraina.
Rudal Patriot akan dikerahkan untuk mencegah serangan rudal.
Tawaran Berlin untuk mengerahkan tiga unit Patriotnya di Polandia datang setelah dua orang terbunuh karena rudal Ukraina yang tersesat yang menghantam desa Przewodow di Polandia pada bulan November.
Baca juga: Perang di Ukraina menyebabkan kematian ribuan penghuni Laut Hitam
Erdogan enggan dukung calon keanggotaan Swedia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, mengatakan dia tidak akan mendukung tawaran keanggotaan NATO Swedia setelah protes di Stockholm pada akhir pekan yang termasuk pembakaran salinan Al-Qur'an.
Protes di ibu kota Swedia pada hari Sabtu (21/1/2023), telah meningkatkan ketegangan dengan Turki pada saat Swedia membutuhkan dukungan Ankara untuk masuk ke aliansi militer
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)