TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi dikabarkan akan membuat pulau wisata dengan membangun hotel dan kasino untuk wisatawan Israel.
Media berita Israel, Globes, memberitakan Pemerintah Arab Saudi berencana menjadikan Pulau Tiran dan Sanafir di Arab Saudi sebagai tujuan wisata.
Globes mengatakan, Arab Saudi akan membangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau itu dengan Mesir.
Pembangunan hotel dan kasino ini menunjukkan visi Putra Mahkota, Mohammed bin Salman untuk membuka Arab Saudi pada dunia.
Di bawah Pangeran Mohammed Bin Salman, Arab Saudi terus melakukan reformasi, termasuk memberi izin bagi wanita menginap di hotel, menyetir mobil, dan menjadi tentara.
Bahkan pada tahun lalu, Arab Saudi merayakan Halloween kedua kalinya setelah perayaan Halloween pada 2021.
Perayaan Halloween di Arab Saudi itu pun menuai kritik di dengan membandingkannya dengan perayaan Maulid Nabi yang justru dilarang.
Diketahui Mohammed bin Salman merupakan anak kedelapan dan putra ketujuh dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 21 Juni 2017 hingga sekarang.
Pun pada 2022 lalu, Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai Perdana Menteri. Baca: Mohammed bin Salman Perdana Menteri
Berbagai transformasi dilakukan di Arab Saudi sejak Mohammed bin Salman menjadi putra mahkota tahun 2017.
Sementara itu terkait proyek pariwisata besar itu akan membentang di sepanjang Laut Merah sampai ke Eilat.
Baca juga: Arab Saudi Siapkan Dana Rp 300 Triliun Buat Akuisisi Balapan Formula 1
Wanita Boleh Tak Berjilbab dan Pakai Bikini
Seorang pejabat proyek wisata Laut Merah di Arab Saudi mengatakan Kerajaan Arab Saudi tidak akan memberlakukan batasan apa pun pada wanita di dalam proyek tersebut.
Ia mengatakan wanita di sana dapat dengan bebas mengenakan bikini.
Senior Travel Trade Director, Loredana Pettinati, membahas proyek tersebut saat menyelenggarakan pengarahan tentang proyek di UEA di SLS Dubai Hotel & Residences untuk ruang pers, desainer, dan arsitek, seperti diberitakan Hotelier Middle East.
Loredana mengatakan proyek tersebut tidak akan membedakan antara pria dan wanita, tidak wajib mengenakan jilbab, dan bukti pernikahan tidak diperlukan untuk menemani seorang wanita atau memesan hotel.
"Tidak akan ada larangan bagi perempuan, di seluruh wilayah Arab Saudi," katanya.
"Bahkan jika Anda belum menikah, Anda tidak akan memiliki masalah dengan tinggal di hotel. Kami tidak akan bertanya kepada pria atau wanita apakah mereka sudah menikah atau tidak saat memesan hotel," tambahnya.
"Wanita akan bisa memakai bikini di Laut Merah," tegasnya.
Baca juga: Arab Saudi Turunkan Paket Layanan Haji 2023 hingga 30 Persen
Sejarah Pulau Tiran dan Sanafir
Mesir menyerahkan dua pulau kecil Laut Merah Tiran dan Sanafir, yang tidak berpenghuni tetapi memiliki nilai strategis utama, ke Arab Saudi pada tahun 2016.
Sebelumnya, Israel sempat menginvasi kedua pulau itu selama Krisis Suez 1956 yang terjadi di Mesir, seperti dijelaskan dalam laman Al Jazeera.
Setelah perang selama hampir satu dekade antara Israel dan Mesir yang berakhir pada tahun 1967, Israel mengembalikan pulau Sinai, Tiran, dan Sanafir ke Mesir.
Kemudian, pada tahun 2016, Mesir menyerahkan pulau Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi, dengan syarat pengalihan kepemilikan kedua pulau itu tidak bertentangan dengan perjanjian damai antara Israel dan Mesir.
Pembukaan Pulau Tiran dan Sanafir untuk turis Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah-langkah untuk lebih dekat dengan Israel.
Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.
Proyek ini mungkin akan berjalan lambat, dengan lebih banyak langkah tambahan yang akan mendekatkan Israel dan Arab Saudi, meski belum ada terobosan nyata.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Arab Saudi