TRIBUNNEWS.COM - Politisi sekaligus aktivis berkewarganegaraan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan kembali membuat marah Turki.
Paludan mengulangi protes dengan membakar salinan Alquran di depan sebuah masjid, serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark pada Jumat (27/1/2023).
Ia berjanji akan melanjutkan aksinya setiap Jumat sampai Swedia diterima sebagai anggota NATO.
Sebelumnya, Paludan membakar salinan Alquran pada 21 Januari 2023.
Aksinya tak luput dari kecaman dunia internasional.
Baca juga: Kecam Aksi Pembakaran Alquran, PA 212 Bakal Demo Kedubes Swedia Senin Pekan Depan
Dikutip Al Jazeera, Swedia dan Finlandia - yang bertetangga - berusaha untuk bergabung dengan NATO di tengah perang Rusia di Ukraina.
Aksesi mereka membutuhkan persetujuan semua anggota NATO.
Sementara Turki mengindikasikan akan memblokir upaya Swedia - sebagian alasan karena aksi Paludan.
Aksi protes dengan membakar salinan Alquran
Dikutip trtworld.com, pada April 2022, Paludan membakar salinan Alquran di ruang publik terbuka di Linkoping selatan.
Paludan juga membakar salinan Alquran pada 2019 lalu.
Ia membungkus kitab suci umat Islam dengan daging asap dan melemparkannya ke udara.
Baca juga: Kecam Pembakaran Al-Qur’an, Wapres: Pemerintah Telah Panggil Dubes Swedia dan Belanda
Dikutip CNN, Paludan juga melakukan protes dengan membakar Alquran di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (21/1/2023).
Aksi tersebut meningkatkan ketegangan antara Swedia dan Turki saat negara Nordik membutuhkan dukungan Ankara untuk bergabung dengan NATO.
Profil Rasmus Paludan
Rasmus Paludan lahir di Denmark pada 2 Januari 1982.
Ia adalah politikus Denmark-Swedia, pengacara, dan ekstrimis sayap kanan.
Rasmus Paludan saat ini memimpin parpol sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark.
Parpol itu didirikannya pada 2017.
Baca juga: Kutuk Pembakaran di Swedia, Menteri Agama: Teror dan Ekstremitas yang Merusak Harmoni
Meski memimpin parpol Denmark, ia memiliki kewarganegaraan Swedia.
Ia mendapat kewarganegaraan tersebut pada Oktober 2020, karena sang ayah berkewarganegaraan Swedia.
Rasmus Paludan dikenal sebagai sosok yang sangat menentang imigrasi non-Barat dan kehadiran Islam di Denmark.
Ia terkenal kerap menggelar aksi di kawasan dengan banyak imigran Muslim.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)