TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu disebut telah memberikan 'lampu hijau' untuk menembak warga Palestina.
Hal ini dikatakan oleh para analisis, menyusul rencana PM Israel untuk mempercepat izin senjata bagi warga Israel.
Izin senjata bagi warga Israel ini disebut akan menimbulkan lebih banyak kekerasan terhadap warga Palestina.
Seperti diketahui hal itu menyusul adanya serangan pria bersenjata yang telah menewaskan tujuh orang di dekat sebuah sinagoga di pemukiman Israel di Yerusalem Timur.
Baca juga: Pabrik Senjata Iran Diserang Drone, Israel Diduga Jadi Dalangnya
Pada Sabtu (28/1/2023) waktu setempat, Netanyahu mengatakan dia akan mempercepat izin senjata untuk warga Israel.
Selain itu dirinya juga meningkatkan upaya untuk mengumpulkan senjata ilegal.
Netanyahu juga menjanjikan langkah-langkah baru untuk memperkuat pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Pengumuman itu dibuat setelah pertemuan kabinet keamanan Netanyahu, dilansir Al Jazeera.
Diketahui pemerintah baru Israel, yang diresmikan bulan lalu, adalah sayap paling kanan dalam sejarah negara itu dan telah memicu ketakutan bagi warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan ilegal militer Israel di Tepi Barat dan di Israel sendiri, serta sayap kiri Israel.
Bagian dari pemerintahan baru adalah menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir dan menteri keuangan Bezalel Smotrich.
Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza, Balas Serangan 2 Roket di Ashkelon
Keduanya berbicara terang-terangan tentang niat mereka untuk memperluas pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan aneksasi tanah Palestina.
“Anda memiliki menteri keamanan nasional yang telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dia yakin akan pembunuhan warga Palestina, Anda memiliki menteri keuangan yang telah menjelaskan bahwa warga Palestina hanya ada di sini untuk sementara,” kata analis yang berbasis di Haifa Diana Buttu.
“Dan Anda juga memiliki perdana menteri yang menjelaskan bahwa orang-orang harus dipersenjatai dan mereka tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikan pembunuhan warga Palestina. Anda dapat melihat resepnya adalah semakin banyak orang Palestina yang akan dibunuh," jelasnya.
Baca juga: Menlu AS akan Kunjungi Timur Tengah di Tengah Ketegangan Israel-Palestina
7 Orang Israel Tewas
Sementara itu baru-baru ini tujuh orang tewas dalam penembakan di luar Sinagoga, Yerusalem Timur pada Jumat (27/1/2023).
setelah penembakan maut tersebut, layanan darurat Magen David Adom mengonfirmasi bahwa tujuh orang tewas, lima di antaranya pria dan dua wanita, dilansir Al Jazeera.
Sementara rumah sakit masih merawat tiga orang terluka, satu dalam kondisi kritis.
“Apa yang kami pahami terjadi adalah sebuah mobil berhenti di depan sebuah sinagoga, seorang pria bersenjata keluar dan melepaskan tembakan,” James Bays dari Al Jazeera melaporkan dari lokasi serangan di pemukiman ilegal Israel di Neve Yaakov.
Penembakan itu terjadi menjelang menyusul serangan Israel di kota Jenin Tepi Barat yang menewaskan sembilan warga Palestina dan baku tembak antara Israel dan Gaza.
Secara keseluruhan, pasukan Israel telah membunuh 32 warga Palestina pada bulan ini.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)