TRIBUNNEWS.COM - Diduga sebuah balon mata-mata China terbang selama beberapa hari di atas Amerika Serikat, menjelang perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing.
Dilansir The Guardian, jet tempur disiapkan untuk memberantas balon itu.
Tetapi para pemimpin militer menasihati Presiden Joe Biden agar tidak menembak balon dari langit karena takut puing-puingnya dapat menimbulkan ancaman keselamatan.
Saran itu kemudian diterima Joe Biden, kata pejabat AS.
Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan:
"Balon saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau ancaman fisik bagi orang-orang di darat."
Baca juga: Bikin Gaduh, Balon Pengintai Diduga Milik China Terbang di Wilayah Amerika Serikat
Kemudian pada hari Kamis (2/2/2023), Pertahanan Nasional Kanada mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka sedang memantau "potensi insiden kedua".
Apa itu balon mata-mata?
Balon mata-mata adalah peralatan mata-mata, misalnya kamera, yang digantung di bawah balon yang terbang di atas area tertentu, yang kemudian dibawa oleh arus angin.
Selain kamera, peralatan yang terpasang pada balon mungkin termasuk radar.
Balon itu mungkin bertenaga surya.
Balon biasanya beroperasi pada ketinggian 24.000 meter – 37.000 meter, jauh di atas lalu lintas udara komersial terbang.
Pesawat hampir tidak pernah terbang lebih tinggi dari 12.000 meter.
Baca juga: Pentagon Deteksi Balon Mata-mata China Melintas di Atas Langit AS
Mengapa menggunakan balon dan bukan satelit?
“Selama beberapa dekade terakhir, satelit adalah keharusan. Satelit adalah jawabannya,” kata John Blaxland, profesor studi keamanan dan intelijen internasional di Australian National University dan penulis buku, Revealing Secrets.
Tapi sekarang setelah ada laser atau senjata kinetik untuk menargetkan satelit, minat pada balon mata-mata meningkat.
Balon mata-mata tidak memberikan tingkat pengawasan yang sama seperti satelit, tetapi lebih mudah diambil, dan jauh lebih murah untuk diluncurkan.
Untuk mengirim satelit ke luar angkasa, badan atau suatu negara memerlukan peluncur luar angkasa – peralatan yang biasanya berharga ratusan juta dolar.
Selain itu, balon mata-mata dapat memindai lebih banyak wilayah dari ketinggian yang lebih rendah.
Balon juga dapat menghabiskan lebih banyak waktu di area tertentu karena bergerak lebih lambat daripada satelit, menurut laporan tahun 2009 ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara AS.
Kapan balon mata-mata pertama kali digunakan?
Balon mata-mata pertama kali digunakan pada tahun 1860-an, saat perang saudara Amerika.
Orang-orang Union berada di balon udara panas, dengan teropong, dan mencoba mengumpulkan informasi tentang aktivitas Konfederasi lebih jauh.
Mereka mengirim sinyal kembali melalui kode morse atau "selembar kertas yang diikat ke batu", kata Blaxland.
AS telah menghidupkan kembali gagasan itu dalam beberapa tahun terakhir, tetapi cenderung menggunakan balon hanya di wilayah AS.
“Di atas atmosfer orang lain, Anda diharuskan meminta izin,” kata Blaxland.
Pentagon sendiri mengatakan dalam pernyataan singkatnya pada hari Jumat bahwa:
“Contoh aktivitas balon semacam ini telah diamati sebelumnya selama beberapa tahun terakhir.”
Craig Singleton, seorang ahli China dari Yayasan Pertahanan Demokrasi, mengatakan kepada Reuters bahwa balon semacam itu telah banyak digunakan oleh AS dan Uni Soviet selama perang dingin.
Ia menyebut penggunaan balon merupakan metode pengumpulan intelijen yang murah.
Mengapa China melakukannya?
Blaxland berpendapat bahwa China mungkin berharap untuk ditangkap.
Alasan pertama balon itu diluncurkan, menurut Blaxland, adalah untuk mempermalukan AS, dan akan lebih baik jika balon itu menangkap beberapa informasi intelijen di sepanjang perjalanannya.
“Sulit untuk berpikir bagaimana mereka bisa berpikir bahwa balon itu tidak akan terdeteksi."
"Wilayah udara Amerika dipelajari dengan sangat cermat, oleh otoritas penerbangan sipil AS, oleh angkatan udara AS, angkatan antariksa AS, jaringan cuaca – ini wilayah udara yang sangat diteliti."
Alasan kedua adalah untuk membuat AS sadar akan fakta bahwa China diam-diam mengikuti teknologinya dan menirunya.
“Badan keamanan China sangat ahli dalam perilaku peniru."
"Mereka sangat, sangat pandai dalam menetapkan apa itu teknologi dan kemudian berusaha menirunya,” kata Blaxland.
"Ini seperti perumpamaan 'apa pun yang dapat Anda lakukan, kami dapat melakukannya dengan lebih baik'."
Mata-mata China bekerja "dalam skala industri", dengan sejumlah kecil intelijen dikumpulkan dan ditransmisikan dengan cara yang tak terhitung jumlahnya.
Bersama-sama, intelijen membentuk gambar detail.
Analis keamanan yang berbasis di Singapura, Alexander Neill mengatakan kepada Reuters bahwa meski balon itu kemungkinan akan memberikan gangguan baru pada hubungan China-AS, balon itu mungkin memiliki nilai intelijen yang terbatas dibandingkan dengan elemen lain yang dimiliki China.
“China memiliki konstelasi satelit mata-mata dan militernya sendiri yang jauh lebih penting dan efektif dalam hal mengawasi AS."
"Jadi saya pikir perolehan informasi intelijen dari balon tidak akan besar,” kata Neill.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)