TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) berkomitmen membantu penduduk di kedua sisi perbatasan Turki-Suriah yang hancur akibat gempa bumi mematikan, Senin (6/2/2023).
Namun AS mengesampingkan berurusan langsung dengan pemerintah Suriah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, AS akan mengirimkan bantuan ke Suriah melalui organisasi non-pemerintah (LSM) tanpa melibatkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dianggap tidak sah.
"Akan sangat ironis – bahkan kontraproduktif – bagi kami untuk menjangkau pemerintah yang telah menganiaya rakyatnya selama belasan tahun sekarang," kata Price.
"Sebaliknya, kami memiliki mitra kemanusiaan di lapangan yang dapat memberikan jenis bantuan setelah gempa bumi yang tragis ini," ucapnya.
Price menambahkan bahwa AS telah memobilisasi bantuan untuk membantu mereka yang terkena dampak di kedua negara.
Baca juga: Korea Selatan akan Kirim Tim Penyelamat untuk Bantu Evakuasi Korban Gempa di Turki
Namun sikap AS terhadap Suriah tampaknya tidak melunak begitu saja.
Pemerintah AS meminta Assad untuk mundur pada 2011 ketika pemberontakan rakyat berubah menjadi perang saudara berkepanjangan yang telah menewaskan ratusan ribu orang di Suriah.
Meskipun beberapa sekutu AS di Timur Tengah telah memperbaiki hubungan dengan Suriah dalam beberapa tahun terakhir, AS mengatakan tidak akan mengubah penentangannya terhadap Assad tanpa penyelesaian politik yang inklusif terhadap konflik tersebut.
Pemerintah Suriah tetap berada di bawah sanksi berat AS, yang bertujuan mengisolasi negara secara ekonomi sebagai tanggapan atas pelanggaran hak asasi manusia yang didokumentasikan secara luas.
Price mengatakan AS tidak akan mengubah kebijakannya untuk bekerja sama dengan mitra nonpemerintah untuk membantu warga Suriah.
Baca juga: Viral Cuitan Peneliti sebelum Gempa M 7,8 Mengguncang Turki: Cepat atau Lambat akan Ada Gempa
Pengiriman bantuan AS ke Turki dan Suriah berbeda
Price juga mengatakan proses pengiriman bantuan ke Suriah dan Turki berbeda.
Namun AS ingin membantu orang-orang di kedua negara tersebut.
“Di Turki, kami memiliki mitra di pemerintahan. Di Suriah, kami memiliki mitra berupa LSM di lapangan yang memberikan dukungan kemanusiaan,” ujarnya.