TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Lebih dari 21.000 orang tewas di Turki dan Suriah setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 skala richter melanda wilayah itu pada Senin pagi.
Petugas penyelamat pun kini berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban selamat dari puing-puing bangunan yang runtuh dalam kondisi musim dingin yang membekukan.
Dikutip dari laman CNN, Jumat (10/2/2023), menurut pihak berwenang setidaknya 78.124 orang terluka di dua negara itu.
Bencana alam tersebut merupakan salah satu gempa paling mematikan dalam dua dekade.
Para ahli mengatakan jumlah korban tewas dan terluka diperkirakan akan terus meningkat tajam dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: KBRI Turki Periksa Kondisi 6 WNI yang Terluka Akibat Gempa
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprediksi jumlah korban akhir bisa meningkat hingga 20.000.
Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 skala richter ini berpusat di tenggara Turki, tepatnya di provinsi Kahramanmaras pada Senin pagi, pukul 04.17 waktu setempat.
Perlu diketahui, Turki dan Suriah merupakan negara tetangga, sedangkan pusat gempa yakni di Kahramanmaras berada di perbatasan kedua negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun telah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras dan menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak.
Tim SAR juga telah dikerahkan dari seluruh penjuru Turki.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat bagi masyarakat terdampak.
Sumber: https://www.cnn.com/middleeast/live-news/turkey-syria-earthquake-updates-2-9-23-intl/index.html