News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Amerika Serikat Blacklist Enam Perusahaan China Terkait Insiden Balon Mata-mata

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS ini menunjukkan para pelaut yang ditugaskan ke Grup Pembuangan Persenjataan Peledak 2 memulihkan balon pengintai ketinggian tinggi di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, di samudra Atlantik pada 5 Februari 2023. - Presiden AS Joe Biden pada Februari Pada 6 Agustus 2023 membela keputusan untuk menunggu sampai balon China melintasi Amerika Serikat sebelum menembak jatuh, dan Gedung Putih mengatakan intelijen yang berharga telah diambil dari perangkat tersebut. (Photo by Petty Officer 1st Class Tyler Thompson / US NAVY / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah memasukkan enam entitas China ke daftar hitam menyusul insiden balon mata-mata yang terbang di atas wilayah udara AS.

Dilansir dari Aljazeera, keenam entitas tersebut adalah Beijing Nanjiang Aerospace Technology Co, China Electronics Technology Group Corporation 48th Research Institute, Dongguan Lingkong Remote Sensing Technology Co.

Kemudian, Eagles Men Aviation Science & Technology Group Co, Guangzhou Tian-Hai-Xiang Aviation Technology Co, dan Shanxi Eagles Men Aviation Sains dan Teknologi Group Co.

Baca juga: Setelah Balon Mata-mata China, Giliran Objek Misterius Seukuran Mobil Ditembak Jatuh Jet Tempur AS

Kebijakan ini diambil sehari setelah para anggota parlemen AS dengan suara bulat mengecam upaya modernisasi militer China terutama di bidang kedirgantaraan, termasuk pengoperasian kapal udara dan balon.

“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menggunakan Balon yang dapat terbang tinggi untuk kegiatan intelijen dan pengintaian,” kata Biro Industri dan Keamanan AS.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan AS Don Graves mengatakan departemennya tidak akan ragu untuk terus menggunakan pembatasan seperti itu dan alat peraturan serta penegakan lainnya untuk melindungi keamanan dan kedaulatan nasional AS.

Adapun kebijakan tersebut akan mempersulit lima perusahaan dan satu lembaga penelitian untuk mendapatkan izin ekspor teknologi AS.

Terlepas dari itu, sebuah jet tempur AS dikabarkan telah menembak jatuh objek tak dikenal yang terbang di lepas pantai utara Alaska atas perintah Presiden AS Joe Biden.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan benda mencurigakan tersebut terbang pada ketinggian 12.000 meter (40.000 kaki) di atas Alaska dan menimbulkan ancaman bagi penerbangan sipil.

"Kami tidak tahu siapa yang memiliki objek ini," kata Kirby, seraya menambahkan benda tersebut berukuran lebih kecil dari balon mata-mata China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini