Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah memasukkan enam entitas China ke daftar hitam menyusul insiden balon mata-mata yang terbang di atas wilayah udara AS.
Dilansir dari Aljazeera, keenam entitas tersebut adalah Beijing Nanjiang Aerospace Technology Co, China Electronics Technology Group Corporation 48th Research Institute, Dongguan Lingkong Remote Sensing Technology Co.
Kemudian, Eagles Men Aviation Science & Technology Group Co, Guangzhou Tian-Hai-Xiang Aviation Technology Co, dan Shanxi Eagles Men Aviation Sains dan Teknologi Group Co.
Baca juga: Setelah Balon Mata-mata China, Giliran Objek Misterius Seukuran Mobil Ditembak Jatuh Jet Tempur AS
Kebijakan ini diambil sehari setelah para anggota parlemen AS dengan suara bulat mengecam upaya modernisasi militer China terutama di bidang kedirgantaraan, termasuk pengoperasian kapal udara dan balon.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menggunakan Balon yang dapat terbang tinggi untuk kegiatan intelijen dan pengintaian,” kata Biro Industri dan Keamanan AS.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan AS Don Graves mengatakan departemennya tidak akan ragu untuk terus menggunakan pembatasan seperti itu dan alat peraturan serta penegakan lainnya untuk melindungi keamanan dan kedaulatan nasional AS.
Adapun kebijakan tersebut akan mempersulit lima perusahaan dan satu lembaga penelitian untuk mendapatkan izin ekspor teknologi AS.
Terlepas dari itu, sebuah jet tempur AS dikabarkan telah menembak jatuh objek tak dikenal yang terbang di lepas pantai utara Alaska atas perintah Presiden AS Joe Biden.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan benda mencurigakan tersebut terbang pada ketinggian 12.000 meter (40.000 kaki) di atas Alaska dan menimbulkan ancaman bagi penerbangan sipil.
"Kami tidak tahu siapa yang memiliki objek ini," kata Kirby, seraya menambahkan benda tersebut berukuran lebih kecil dari balon mata-mata China.