News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Orang Tewas setelah Topan Gabrielle Hantam Selandia Baru, 1 Jasad Tertimbun Tanah Longsor

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga helikopter NH90 menanggapi area Teluk Hawke mengevakuasi warga Selandia Baru yang bertahan di atap rumah di Esk Valley, Napier pada Selasa (14/2/2023), setelah topan Gabrielle menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah utara.

TRIBUNNEWS.COM - Tiga orang di Selandia Baru meninggal dunia setelah setelah topan Gabrielle yang membawa banjir dan tanah longsor meluas pada Selasa (14/2/2023).

Satu di antara korban itu adalah pemadam kebakaran sukarela yang hilang saat tanah longsor pada hari sebelumnya.

Jenazah korban ketiga ditemukan di Hawke's Bay yang terkena dampak parah di pantai timur.

Menteri Manajemen Darurat Selandia Baru, Kieran McAnulty, mengatakan topan Gabrielle melemah dan menjauh pada Rabu (15/2/2023).

“Syukurlah kita telah melewati badai terburuk tetapi kita belum keluar dari bahaya,” katanya dalam konferensi pers, dikutip dari Al Jazeera.

Bencana alam ini memakan waktu berminggu-minggu bagi daerah yang terdampak paling parah untuk pulih.

Baca juga: Selandia Baru Umumkan Darurat Nasional setelah Dihantam Topan Gabrielle

Darurat Nasional di Selandia Baru

Selandia Baru telah menetapkan keadaan darurat national selama tujuh hari, yang dimulai pada Selasa (14/2/2023).

Namun, keadaan darurat nasional ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan, dikutip dari RNZ.

Deklarasi tersebut berlaku untuk enam wilayah yang telah mendeklarasikan keadaan darurat lokal.

Termasuk Northland, Auckland, Tairāwhiti, Bay of Plenty, Waikato, dan Hawke's Bay.

Kondisi wilayah Esk Valley, Napier, setelah topan Gabrielle menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah utara Selandia Baru pada Selasa (14/2/2023). (FB/Royal New Zealand Air Force)

Baca juga: Bertemu dengan TNI, Selandia Baru Tawarkan Bantuan Cari Keberadaan Pilot Susi Air

Di wilayah Manawatū, Distrik Tararua juga baru saja mengumumkan keadaan darurat setempat.

"Topan Gabrielle berdampak besar di sebagian besar Pulau Utara, ini adalah bencana yang signifikan dengan ancaman nyata bagi kehidupan penduduk Pulau Utara. Kami tahu bahwa kami semua menghadapi banjir besar, terpeleset, jalan rusak, dan infrastruktur," kata McAnulty.

Pemerintah Selandia Baru mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah atau meminimalkan perjalanan.

"Berkendara sesuai kondisi, hati-hati terhadap banjir dan puing-puing di jalan. Jangan masuk ke dalam air banjir, jangan bermain di air banjir," tambahnya.

Seorang petugas penyelamat mengevakuasi warga di atap rumah di Esk Valley, Napier, Selandia Baru pada Selasa (14/2/2023). Topan Gabrielle menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah utara. (FB/Royal New Zealand Air Force)

Baca juga: Badai Gabrielle: Selandia Baru Umumkan Darurat Nasional di Enam Wilayah, 38 Ribu Rumah Padam Listrik

Kerusakan Jaringan Listrik

Kerusakan pada jaringan transportasi Selandia Baru sangat luas.

Banyak rute arteri utama terputus karena terpeleset atau runtuh.

Hal ini mengakibatkan lebih dari 150.000 rumah tanpa aliran listrik pada Selasa (14/2/2023), dikutip dari The Guardian.

Penduduk di daerah yang paling parah diminta untuk menghemat air dan makanan karena khawatir kekurangan.

Lebih dari 300 orang diselamatkan dari daerah itu pada Selasa (14/2/2023), termasuk 60 orang yang terdampar di satu atap.

Helikopter akan membantu melakukan 25 penyelamatan terakhir individu dan kelompok keluarga pada hari Rabu (15/2/2023).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Selandia Baru

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini