Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Kementerian Unifikasi Korea Selatan memperkirakan krisis pangan yang terjadi di Korea Utara tampaknya semakin memburuk.
Hal itu berdasarkan laporan dari surat kabar Dong-A Ilbo yang mengatakan Korea Utara telah memotong jatah ransum (makanan siap saji) tentaranya untuk pertama kali dalam lebih dari dua dekade.
"Situasi pangan Korea Utara tampaknya telah memburuk," kata Kwon Young-se, Menteri Unifikasi Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Dipimpin Kim Jong Un, Belasan Rudal Hwasong Mejeng di Parade Nuklir Korut
"Kami melihat sejumlah tanda, meskipun sepertinya belum laporan mengenai orang yang mati kelaparan,” sambungnya.
Korea Utara selama beberapa dekade terakhir telah mengalami krisis pangan yang serius, termasuk kelaparan pada 1990-an, akibat bencana alam seperti banjir yang merusak panen.
Negara yang terisolasi itu berada di bawah sanksi internasional terkait program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Praktik perdagangan terbatas Korea Utara yang dilakukan di wilayah perbatasan juga hampir terhenti akibat kebijakan pemerintah untuk mengunci wilayah demi mencegah penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Kantor berita nasional Korea Utara KCNA baru-baru ini melaporkan Partai Buruh Korea berencana mengadakan pertemuan khusus dengan komite pusat pada akhir Februari mendatang.
Hal ini mengindikasikan adanya suatu program kerja pemerintah Korea Utara yang tidak berjalan sesuai harapan, mengingat pertemuan khusus semacam itu jarang terjadi sebelumnya.