TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengumumkan Rusia akan memudahkan persyaratan Visa turis untuk negara bersahabat, Rabu (15/2/2023).
Rusia berencana untuk memperkenalkan perjalanan bebas visa bagi turis dari 11 negara.
Selain itu, Rusia juga mempermudah persyaratan masuk bagi turis dari enam negara lainnya, termasuk India dan Indonesia.
“Kami sedang berupaya memfasilitasi rezim visa. Sekarang sudah direncanakan untuk menandatangani perjalanan bebas visa sepenuhnya dengan sekitar sebelas negara, dengan enam lagi, jika saya tidak salah, termasuk India, Indonesia. Persyaratan yang difasilitasi, sangat sederhana," katanya.
Saat ini, Rusia juga berupaya mencabut pembatasan penerbitan visa elektronik (e-visa) ke sejumlah negara, dikutip dari The Moscow Times.
Ada sekitar 70 negara yang dapat mengakses e-visa Rusia, kecuali negara-negara yang tidak bersahabat, yang telah berhenti mengeluarkan visa kepada Rusia.
Baca juga: 6 Balon Mata-mata Rusia Ditembak Jatuh di Kota Kyiv Ukraina, Disebut Gantikan Drone Pengintai
Rusia Aktifkan Program E-Visa
Sergei Lavrov mengatakan Rusia akan memulai kembali program e-visa, yang diperkenalkan pada tahun 2020 namun ditangguhkan karena pandemi Covid-19.
Program e-visa akan diluncurkan kembali dalam format singkat yang tidak dapat diakses oleh pemegang paspor dari sebagian besar negara Barat.
"Saya tidak yakin akan ada masalah bagi negara-negara sahabat," kata TASS mengutip Lavrov pada pertemuan Duma Negara.
Pemerintah Rusia diperkirakan akan mengumumkan tanggal dimulainya kembali program e-visa pada 1 Juni 2023.
Langkah-langkah tersebut diambil untuk membantu meningkatkan jumlah pengunjung masuk Rusia.
Baca juga: AS Cegat Aksi Manuver Empat Pesawat Tempur Rusia di Atas Alaska
Sebelumnya, Rusia melihat entri turis turun lebih dari 96 persen tahun 2022 lalu menyusul invasi Ukraina dan sanksi internasional yang diberlakukan di Moskow.
Namun, Sergei Lavrov menekankan persyaratan visa Rusia tidak dapat disalahkan atas penurunan jumlah turis.
Sebaliknya, ia menyalahkan keputusan untuk menghentikan penerbangan langsung ke Rusia.
Ia mengatakan, pembatasan logistik mempengaruhi pariwisata di Rusia.
"Logistik sekarang rumit karena keputusan untuk menghentikan penerbangan langsung, Anda harus melakukan perjalanan di tempat tidur," kata Lavrov, dikutip dari TASS.
"Satu hal ketika dalam beberapa perjalanan bisnis yang berada di jalur resmi pemerintah atau melalui negosiasi bisnis, Anda dapat mengubah di sana, dan tidak setiap turis Ini akan dilakukan, karena turis tidak pergi dalam waktu lama, biasanya, dan setiap hari itu mahal," tegasnya.
Sebagai informasi, Rusia merilis daftar negara tidak bersahabat pada Maret 2022, karena menjatuhkan sanksi pada Rusia.
Daftar tersebut meliputi Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Ukraina, Australia, Singapura, Jepang, Selandia Baru, Taiwan, Mikronesia, Montenegro, Albania, Swiss, Andorra, Korea Selatan, Lichtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, Republik Ceko, dan Makedonia Utara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina