News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profesor Australia Disandera di Papua Nugini bersama 3 Warga Sipil, Penyandera Minta Tebusan

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Australia - Seorang profesor Australia menjadi korban penyanderaan di Papua Nugini. Kepolisian Australia melakukan upaya penyelamatan.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang profesor universitas Australia dan tiga peneliti disandera di dataran tinggi terpencil di Papua Nugini.

Kepolisian Australia melakukan operasi penyelamatan melalui negosiasi, Selasa (21/2/2023).

Penyanderaan ini terjadi setelah para akademisi dibawa dengan todongan senjata oleh 20 orang bersenjata pada Minggu (19/2/2023) pagi.

Komisaris Polisi Australia David Manning menggambarkan orang-orang bersenjata itu sebagai penjahat yang menginginkan uang sebagai imbalan atas pembebasan para tawanan.

"Kelompok penyadera ini adalah oportunis yang jelas tidak memikirkan situasi ini sebelum mereka bertindak, dan telah meminta uang tunai untuk dibayarkan," kata pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.

“Personel pasukan keamanan khusus kami akan menggunakan segala cara yang diperlukan untuk melawan para penjahat, hingga dan termasuk penggunaan kekuatan mematikan, untuk memberikan keselamatan dan keamanan orang-orang yang ditahan,” kata Manning.

Baca juga: Serangan Hiu di Perairan Kaledonia Baru Tewaskan Turis Australia, Korban Alami Luka Parah

Dataran tinggi terjal di Papua Nugini adalah bentangan luas perbukitan yang diselimuti hutan di mana pemerintah pusat dan pasukan keamanan hanya memiliki sedikit pengaruh.

Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah ini mengalami peningkatan perang suku dan masuknya senjata modern.

Korban Penyanderaan

Profesor peneliti Australia itu adalah seorang arkeolog yang bekerja untuk sebuah universitas Australia.

Ia sedang melakukan kunjungan lapangan ke desa terpencil Fogoma'iu di wilayah Gunung Bosavi, dikutip dari Al Jazeera.

Dia belum diidentifikasi secara publik karena sensitivitas situasi.

Sementara ketiga peneliti lainnya merupakan mahasiswa universitas Papua Nugini.

Polisi mengatakan orang-orang bersenjata itu secara kebetulan melihat kelompok universitas dan membawa mereka ke hutan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini