Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG – Presiden Korea Utara Kim Jong Un menyebut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sebagai seseorang petinggi yang tidak adil dan pilih kasih.
Pernyataan tersebut dilontarkan Jong Un usai sekjen PBB ini mengecam uji coba peluncuran rudal balistik antar benua yang dilakukan Pyongyang pada akhir pekan lalu tepatnya Sabtu (18/2/2023).
Lewat surat peringatan yang dilayangkan untuk pemerintah Korut, Guterres mendesak Pyongyang agar segera menghentikan provokasi dengan mengakhiri uji coba rudal balistik. Tak hanya itu Guterres juga memaksa Korea Utara agar melanjutkan perundingan tentang denuklirisasi Semenanjung Korea.
Baca juga: AS dan Korsel Gelar Latihan Udara Gabungan Pasca Peluncuran Rudal Balistik Hwasong-15 Korut
“Yang paling menyedihkan, sekretaris jenderal PBB mengamuk dengan pernyataan tidak masuk akal dan menyedihkan,” ujar Kim Son Gyong, wakil menteri luar negeri Korut untuk badan internasional.
Sebelum Guterres melayangkan surat peringatan pada Korut, presiden Jong berulang kali menegaskan bahwa uji coba nuklir yang dilakukan negaranya merupakan respon atas serangan nuklir yang dilancarkan pasukan musuh.
Seperti AS, Korea Selatan dan Jepang yang baru – baru ini melakukan latihan invasi dengan menerjunkan pesawat pengebom ke Semenanjung Korea.
Lebih dari itu Kim Yo Jong yang merupakan adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un menilai Seoul dan Washington secara diam – diam telah mengerahkan lebih banyak aset strategis ke kawasan perbatasan Pasifik. Karena tindakan ini dianggap sebagai ancaman, Jong Un akhirnya membalaskan tindakan para rivalnya dengan peluncuran uji coba rudal balistik.
Akan tetapi penjelasan tersebut diabaikan oleh Guterres, alasan ini yang kemudian membuat Kim Jong Un murka dan menyatakan protes keras terhadap sikap yang sangat tidak adil dan tidak seimbang dari Sekjen PBB.
Baca juga: Kim Jong Un Sampaikan Belasungkawa pada Presiden Suriah, Bashar al-Assad atas Gempa Mematikan
“Sekretaris Jenderal PBB harus memahami dengan jelas bahwa pendiriannya yang tidak masuk akal dan berprasangka pada masalah Semenanjung Korea bertindak sebagai faktor yang memicu tindakan permusuhan AS dan Korea Utara," kata Kim seperti yang dikutip dari APNews.
Meski uji coba rudal yang dilakukan Korut telah mendapat banyak kecaman, namun Pyongyang menegaskan akan terus meluncurkan serangan dan memberikan respons keras yang 'belum pernah terjadi sebelumnya' terhadap AS, apabila terus memancing konfrontasi.