News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Reaksi Negatif NATO dan Uni Eropa Terhadap Peta Jalan Perdamaian China untuk Ukraina

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Negara Barat pendukung Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, bereaksi terhadap proposal China yang dimaksudkan untuk mengakhiri permusuhan dua negara.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Negara Barat pendukung Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, bereaksi terhadap proposal China yang dimaksudkan untuk mengakhiri permusuhan dua negara.

Peta jalan berisi 12 poin itu diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Jumat kemarin.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (25/2/2023), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg secara efektif menepis proposal tersebut.

Ia menyatakan bahwa China tidak memiliki 'kredibilitas' untuk membuat rencana penyelesaian seperti itu sama sekali.

"China tidak memiliki banyak kredibilitas karena mereka tidak dapat mengutuk invasi ilegal ke Ukraina," kata Stoltenberg, sambil menyebutkan hubungan dekat antara China dan Rusia.

Baca juga: Sanksi Baru untuk Rusia Sasar Sektor Pertahanan, Industri, dan Perbankan

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menunjukkan reaksi yang sama, dengan menyatakan bahwa peta jalan itu sebenarnya adalah seperangkat prinsip yang tidak jelas daripada rencana tindakan yang konkret.

Ia juga menuduh China telah memihak Rusia, meskipun China mempertahankan posisi netral dalam permusuhan antara Ukraina dan Rusia.

"Anda harus melihat mereka dengan latar belakang tertentu, dan itu adalah latar belakang yang telah diambil China dengan menandatangani, misalnya, persahabatan tanpa batas (dengan Rusia) tepat sebelum invasi. Jadi kami akan melihat prinsip-prinsipnya tentu saja," kata von der Leyen.

Beberapa anggota Uni Eropa (UE) juga telah menyuarakan pendapat mereka tentang peta jalan tersebut.

Juru bicara pemerintah Jerman Wolfgang Buechner misalnya, mengatakan bahwa proposal memang berisi beberapa 'elemen penting', namun tidak memiliki tawaran lain, yakni permintaan agar Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina.

Polandia, salah satu pendukung utama Ukraina, memberikan reaksi yang lebih positif, dengan Presiden Andrzej Duda menyatakan hal itu dapat membantu membuka 'jalan menuju perdamaian'.

"Kita tidak bisa mengabaikan mitra yang begitu hebat dan kekuatan yang begitu besar seperti China," kata Duda.

Tidak seperti mayoritas negara Barat, China menolak mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan tidak memberlakukan pembatasan ekonomi untuk Rusia.

Pejabat tinggi China telah berulang kali mengatakan bahwa negaranya ingin menemukan solusi damai untuk menghentikan permusuhan daripada melakukan upaya mempersenjatai Ukraina.

Peta jalan berisi 12 poin tersebut mendesak setiap pihak yang berkonflik untuk 'tetap rasional dan menahan diri', sambil menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendorong semua upaya demi mengakhiri permusuhan yang telah berlangsung selama setahun itu.

"Semua pihak harus mendukung Rusia dan Ukraina dalam bekerja ke arah yang sama dan melanjutkan dialog langsung secepat mungkin, sehingga secara bertahap mengurangi situasi tegang dan akhirnya mencapai gencatan senjata yang komprehensif," kata pejabat tinggi China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini