TRIBUNNEWS.COM - Li Qiang, mantan ketua Partai Komunis Shanghai, mulai menjabat pada Sabtu (11/3/2023) sebagai perdana menteri China, posisi teratas kedua, dilaporkan Reuters.
Xi Jinping (69) menempatkan orang-orang terpercayanya di posisi strategis setelah ia mengamankan jabatan sebagai presiden untuk periode ketiga.
Li Qiang (63) menggantikan Perdana Menteri sebelumnya, Li Keqiang, yang menjabat sejak 2013.
Dianggap pragmatis dan ramah bisnis, Li Qiang menghadapi tugas untuk menopang pemulihan ekonomi China pasca-pandemi.
Dengan hubungannya yang dekat dengan Presiden Xi Jinping, Li Qiang diprediksi akan diberikan kelonggaran yang lebih besar untuk menjalankan tugasnya sambil tetap setia kepada pelindung lamanya di Partai, Reuters melaporkan.
Li Qiang sudah digadang-gadang menjadi perdana menteri sejak Oktober 2022 lalu, ketika dia diangkat ke posisi nomor dua di Komite Tetap Politbiro selama Kongres Partai Komunis lima tahunan.
Baca juga: Presiden Xi Jinping Calonkan Li Qiang Jadi Perdana Menteri China
Sepak terjang
Meski Li Qiang terbiasa melayani publik hampir sepanjang kariernya, dia akan menjadi perdana menteri yang belum pernah menjabat di pemerintah pusat sebelumnya, lapor Reuters.
Li Qiang bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1983 pada usia 24 tahun.
Ia kemudian naik menjadi sekretaris partai di kota tingkat prefektur Wenzhou pada saat berusia 43 tahun.
Pada tahun 2004, Li Qiang menjadi sekretaris jenderal Komite Partai Provinsi Zhejiang dan mendapatkan kursi di Komite Tetap tahun berikutnya, melayani di bawah sekretaris partai Zhejiang saat itu, Xi Jinping.
Li Qiang adalah kepala staf de-facto Xi Jinping dari tahun 2004 hingga 2007.
Posisi itu dipandang luas berperan penting dalam kebangkitan politiknya.
Pada 2013, Li Qiang naik ke jabatan gubernur Zhejiang, posisi yang dipegangnya hingga 2016.