Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Afghanistan mengatakan pada Senin kemarin bahwa negara itu telah meluncurkan kampanye inokulasi polio tahunannya yang ditujukan untuk menjangkau 9 juta anak.
Ini merupakan tahun kedua berturut-turut upaya vaksinasi yang dilakukan di bawah pemerintahan Taliban.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (14/3/2023), Afghanistan dan tetangganyaPakistan adalah negara terakhir dengan kondisi polio endemik, penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan sangat menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak kecil.
Direktur Pusat Operasi Darurat Nasional (EOC) Afghanistan untuk Pemberantasan Polio, Nek Wali Shah Momin mengklaim bahwa ada lebih banyak daerah yang kini dapat diakses sejak Taliban mengambil alih kepemimpinan negara itu dan pertempuran berhenti.
EOC dipimpin oleh Kemenkes, termasuk lembaga internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan anak-anak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Saat Taliban dalam beberapa bulan terakhir telah melarang banyak pekerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perempuan, melarang perempuan masuk universitas dan sebagian besar sekolah menengah, vaksinator wanita justru sedang mengerjakan kampanye vaksinasi.
Momin menekankan bahwa perempuan sangat penting untuk mengakses anak-anak yang sering berada di rumah dengan pengasuh perempuan mereka yang biasanya tidak nyaman berinteraksi dengan vaksinator laki-laki.
Di daerah-daerah di mana tim vaksinasi harus menempuh jarak yang lebih jauh, ia mengatakan pihak berwenang mewajibkan staf perempuan untuk didampingi laki-laki.
Ia mengatakan mereka telah merekrut dan melatih anggota keluarga laki-laki dari pemberi vaksin perempuan untuk bergabung dalam upaya vaksinasi tim.
Beberapa faksi militan telah menargetkan upaya vaksinasi di masa lalu.
Pada 2022, delapan pekerja tewas dalam serangan di Afghanistan utara.
Baca juga: WHO Resmi Keluarkan Diseases Outbreak News tentang KLB Polio di Indonesia
"Dukungan semua warga Afghanistan, termasuk orang tua, tokoh masyarakat, tetua etnis dan pemimpin agama, sangat penting untuk memberantas polio dan kami ingin mereka ambil bagian dalam perjuangan ini," kata penjabat Menteri Kesehatan Taliban Qalandar Ebad.
Beberapa ahli kesehatan mengatakan peran Taliban, yang tujuannya adalah untuk memaksakan interpretasi ketat mereka terhadap hukum Islam, dapat membantu mendorong penerimaan vaksinasi di daerah konservatif di sekitar wilayah tersebut.
"Peran pemimpin agama dalam upaya eliminasi polio di Pakistan dan Afghanistan sangat penting. Partisipasi aktif Taliban dalam kampanye polio adalah perkembangan yang sangat positif dan besar," kata Pakar Epidemiologi dan CEO Konsultasi berbasis Global Health Strategists and Implementers Pakistan, Rana Jawad Asghar.