News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelenskyy: Ukraina Tidak Siap untuk Aksi Ofensif

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya belum mengumpulkan sumber daya yang cukup untuk melancarkan serangan terhadap Rusia.

Dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Sabtu waktu setempat oleh surat kabar Jepang Yomiuri, Zelenskyy menyampaikan bahwa situasi di garis depan 'tidak baik'.

Ia menjelaskan, Ukraina kekurangan amunisi yang cukup untuk operasi yang sukses.

Mengenai masalah ofensif, dirinya menyatakan bahwa negaranya belum siap.

"Kami belum bisa memulainya. Tanpa tank, artileri, dan peluncur roket yang dipasok Amerika Serid56 HIMARS, kami tidak dapat mengirim tentara pemberani kami ke garis depan. Kami sedang menunggu amunisi datang dari mitra kami," kata Zelenskyy.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (24/3/2023), ia mengklaim bahwa pasukan Rusia telah menembakkan peluru tiga kali lebih banyak dibandingkan pihaknya.

Terkait hal ini, dirinya mengulangi seruannya kepada negara Barat untuk mengirim lebih banyak senjata dan mendesak mereka untuk menandatangani pengiriman jet tempur.

Meresmpons potensi dialog dengan Rusia, Zelenskyy bersikeras bahwa 'tidak ada syarat sedikitpun yang dibuat untuk ini'.

Ini menunjukkan bahwa pasukan Rusia harus meninggalkan wilayah yang diklaim Ukraina sebagai miliknya terlebih dahulu.

Di sisi lain, Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina dengan syarat mengakui 'kenyataan di lapangan', mengacu pada status baru empat bekas wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia.

Spekulasi tentang serangan balik musim semi Ukraina yang akan segera terjadi telah dibahas media Barat selama beberapa minggu ini.

Baca juga: Pakar Pertanyakan Pasokan Selongsong Uranium untuk Ukraina: Padahal Sebabkan Kanker di Irak & Libya

Pekan lalu, Politico melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) memperkirakan Ukraina akan memulai serangan pada Mei mendatang.

Hal ini disebut dimulai dengan pasukan Ukraina berusaha masuk ke Krimea, baik dengan menyeberangi Sungai Dnieper yang dianggap sebagai pilihan yang tidak mungkin atau bergerak keluar dari posisi mereka di Utara.

Pada waktu yang sama, The New York Times melaporkan pejabat Barat khawatir bahwa upaya mahal Ukraina untuk mempertahankan kota Artyomovsk Donbass yang strategis dan dikenal sebagai Bakhmut di Ukraina dapat membahayakan serangan yang akan datang.

Hal itu karena negara Barat tidak akan dapat mengisi kembali stok amunisinya dalam waktu dekat.

Dengan mengacu pada hal ini, seorang pejabat Pentagon yang dikutip oleh The New York Times menggambarkan dorongan yang diantisipasi sebagai 'upaya terakhir'.

Pada Jumat lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan, mengatakan bahwa Rusia sangat menyadari rencana Ukraina untuk melakukan serangan.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-395: 10 Warga Sipil Tewas, Kedua Pihak Eksekusi Tawanan Perang

Rusia juga mencatat bahwa Staf Umum Rusia membuat penilaian sendiri mengenai masalah tersebut dan merencanakan serangan balasan.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini