Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu lalu mengatakan bahwa senjata nuklir taktis Rusia kemungkinan akan tiba di Belarus pada awal musim panas ini.
"Rusia kini sedang menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk senjata semacam itu, di tengah seruan berulang kali oleh Belarus untuk menyebarkannya di wilayahnya," kata Putin.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (27/3/2023), Putin menjelaskan bahwa situs di Belarus ini akan siap pada 1 Juli mendatang.
Kendati demikian, ia menekankan bahwa Rusia tidak berencana menyerahkan kendali senjata nuklir taktis apapun kepada Belaris dan hanya akan mengerahkan senjatanya sendiri ke negara itu.
Baca juga: Kekurangan Senjata, Ukraina Tunda Serangan Ofensif ke Rusia di Garis Depan
Ia pun tidak menjelaskan rincian terkait kapan tepatnya senjata itu akan diangkut ke lokasi baru.
"Langkah tersebut didorong oleh keputusan Inggris untuk memberikan amunisi depleted uranium kepaa Ukraina," jelas Putin.
Inggris mengumumkan sebelumnya pada Maret ini bahwa mereka berencana untuk mengirim peluru ke Ukraina untuk digunakan pada tank tempur Challenger 2.
Rusia pun mengecam langkah itu sebagai tanda 'kecerobohan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan impunitas' pihak Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Namun AS menepis kekhawatiran Rusia dengan menyebut cangkang uranium yang habis sebagai 'jenis amunisi biasa' yang 'telah digunakan selama beberapa dekade'.
Kementerian Pertahanan Rusia kemudian memperingatkan bahwa penggunaannya dapat memicu bencana radioaktif di Ukraina, mengingat penggunaan amunisi semacam itu telah digunakan NATO di Irak.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko pun telah berulang kali mengangkat masalah ancaman yang ditimbulkan terhadap bangsanya oleh senjata nuklir yang dikerahkan AS ke negara-negara Uni Eropa (UE).
Pada Oktober 2022, ia menunjuk pada pembicaraan 'berbagi nuklir' antara AS dan Polandia, memperingatkan bahwa senjata nuklir dapat ditempatkan di Polandia yang berbatasan dengan Belarus.
"Belarus perlu mengambil 'langkah-langkah yang tepat' untuk mengatasi ancaman ini," kata Lukashenko saat itu.
Ia menambahkan bahwa dirinya akan membahas masalah tersebut dengan Rusia.
Saat ini, senjata nuklir AS dikerahkan di Belgia, Jerman, Italia, Belanda dan Turki.
Pada 2021, Rusia meminta senjata itu dipulangkan sebagai bagian dari proposal keamanannya, namun AS dan NATO menolak permintaan tersebut.