Ia juga terus menyebut Ukraina sebagai "negara teroris".
Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu Sebut Negaranya Sibuk Tingkatkan Produksi Amunisi
Setelah aneksasi Kremlin atas empat wilayah Ukraina tahun lalu yang dianggap ilegal oleh banyak negara, Tatarsky memposting video.
Dalam video itu ia bersumpah:
"Itu dia. Kami akan mengalahkan semua orang, membunuh semua orang, merampok semua orang yang kami butuhkan."
"Semuanya akan menjadi jalan yang kami sukai. Tuhan besertamu."
Popularitasnya meroket karena blogger militer memainkan peran yang menonjol dan berpengaruh dalam sirkulasi informasi tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Tatarsky memiliki lebih dari 560.000 pengikut di Telegram.
Ia adalah salah satu blogger militer paling menonjol yang memperjuangkan upaya perang Rusia di Ukraina, sembari sering mengkritik strategi dan keputusan taktis militer Rusia.
Dibenci Ukraina
Vladlen Tatarsky mendapat sanksi dari Ukraina karena pandangan ekstremis dan keterlibatannya dalam konflik.
Ia dilarang memasuki negara itu selama 10 tahun.
Semua aset miliknya yang ditemukan di Ukraina juga disita.
Namun Tatarsky terus mempromosikan pandangan dan keyakinannya melalui blog dan saluran media sosialnya meskipun ada sanksi tersebut.
Menanggapi kematian Tatarsky, juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan aktivitasnya "mendapatkan kebencian dari rezim Kyiv".