News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sosok Vladlen Tatarsky, Blogger Militer Pro-Rusia yang Tewas dalam Ledakan di Kafe St Petersburg

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vladlen Tatarsky, blogger pro-Rusia yang tewas dalam sebuah ledakan di kafe

Zakharova menyebut bahwa Tatarsky dan blogger militer Rusia lainnya telah lama menghadapi ancaman Ukraina.

Banyak yang menyamakan pengeboman itu dengan pembunuhan Darya Dugina, seorang komentator TV nasionalis, Agustus lalu.

Vladlen Tatarsky, blogger pro-Rusia yang tewas dalam sebuah ledakan di kafe (via Sky News)

Darya Dugina terbunuh ketika alat peledak yang dikendalikan dari jarak jauh yang ditanam di SUV-nya meledak saat dia mengemudi di pinggiran Moskow.

Sementara pihak berwenang Rusia menyalahkan intelijen militer Ukraina atas kematian Dugina, Kyiv membantah terlibat.

Ayah Dugina, Alexander Dugin, seorang filsuf nasionalis dan ahli teori politik yang merupakan pendukung kuat invasi Ukraina, memuji Tatarsky sebagai pahlawan "abadi" yang mati untuk menyelamatkan rakyat Rusia.

"Tidak boleh ada pembicaraan dengan teroris selain tentang penyerahan tanpa syarat mereka," kata Dugin. "Parade kemenangan pasti dilakukan di Kyiv."

Dikenal karena 'pernyataan yang sangat radikal'

Christo Grozev, dari situs pelaporan investigasi terkenal Bellingcat mengatakan blogger Rusia itu dikenal karena beberapa "pernyataan yang sangat radikal".

Vladlen Tatarsky pernah meremehkan pasukan militer resmi Rusia dan memuji tentara bayaran Grup Wagner.

Grozev menambahkan penting untuk diingat bahwa Tatarsky adalah seorang tentara yang berpartisipasi dalam invasi Ukraina tahun 2014, bukan hanya seorang blogger.

Membahas ledakan itu, Grozev mengatakan kepada Sky News:

"Pada titik ini tidak ada yang pasti. Bisa jadi ini adalah operasi Ukraina."

"Itu mungkin juga merupakan operasi dinas keamanan Rusia sebagai operasi bendera palsu untuk mengkonsolidasikan sentimen pro-perang di Rusia."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini