Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di Masjid Al Aqsa Yerusalem pada Rabu (5/4/2023), beberapa jam setelah penangkapan dan pemindahan lebih dari 350 orang dalam penggerebekan oleh polisi di kompleks tersebut.
Konfrontasi tersebut, selama bulan suci Ramadan dan menjelang hari raya Paskah Yahudi, memicu baku tembak lintas batas di Gaza dan memicu kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut.
Dalam peristiwa itu, polisi memasuki kompleks dan mencoba mengevakuasi jemaah menggunakan granat kejut dan menembakkan peluru karet, menurut staf Waqf, organisasi Islam yang ditunjuk Yordania yang mengelola kompleks tersebut.
Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Pria Palestina saat Mengemudi di Tepi Barat
Polisi Israel mengatakan puluhan anak muda membawa batu dan petasan ke masjid dan mencoba membarikade diri di dalam.
“Serangan Israel terhadap jamaah di masjid Al-Aqsa, merupakan tamparan terhadap upaya AS baru-baru ini yang mencoba menciptakan ketenangan dan stabilitas selama bulan Ramadan,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Palang Merah Palestina mengatakan enam orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Sementara itu, Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menyuarakan keprihatinan tentang kekerasan di masjid dan mengungkapkan sangat penting bagi Israel dan Palestina untuk meredakan ketegangan.
Bentrokan Menyebar ke Perbatasan Gaza
Tepat sebelum bentrokan di masjid Al-Aqsa, dua roket Israel ditembakkan dari Gaza. Militer Israel mengatakan satu gagal dan yang lainnya jatuh di ruang terbuka.
"Kami tidak tertarik pada eskalasi, tetapi kami siap untuk skenario apa pun," kata Daniel Hagari, juru bicara militer Israel.
Baca juga: Cucu Pendiri Israel yang Aktivis HAM Israel Ikut Perjuangkan Hak Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan situasi pada "ekstrimis" yang membarikade diri di dalam masjid dengan senjata, batu dan kembang api.
"Israel berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan beribadah, akses bebas ke semua agama dan status quo di Temple Mount dan tidak akan membiarkan ekstremis kekerasan mengubah itu," katanya dalam sebuah pernyataan, Rabu (5/4/2023).
Sebagai informasi, kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem merupakan situs tersuci ketiga umat Islam di mana puluhan ribu orang beribadah selama Ramadan. Itu juga merupakan situs paling suci Yudaisme, yang dipuja sebagai Temple Mount, sisa dari dua kuil Yahudi dalam Alkitab.