News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Joe Biden Perluas Akses Perawatan Kesehatan untuk Imigran

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan pemerintahannya memperluas kelayakan untuk Medicaid.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengumumkan pemerintahannya memperluas kelayakan untuk Medicaid.

Selain itu, memperluas pertukaran asuransi kesehatan Undang-undang (UU) Perawatan Terjangkau untuk ratusan ribu imigran anak-anak yang dibawa ke AS secara ilegal.

Hal ini menurut dua pejabat AS yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Dikutip dari laman AP News, Kamis (13/4/2023), tindakan tersebut memungkinkan peserta dalam program Deferred Action for Childhood Arrivals era Obama (DACA) untuk mengakses program asuransi kesehatan yang didanai pemerintah.

Para pejabat itu menyampaikan informasi ini secara anonim untuk membahas masalah tersebut sebelum pengumuman resmi pada Kamis waktu setempat.

Baca juga: Melawat ke Irlandia Utara, Joe Biden Ingin Kuatkan “Perdamaian”

Inisiatif DACA 2012 dimaksudkan untuk melindungi para imigran yang dibawa ke AS secara ilegal oleh orang tua mereka saat masih kecil dari tindakan deportasi.

Selain itu juga memungkinkan mereka bekerja secara legal di negara tersebut.

Namun, saat ini para imigran masih tidak memenuhi syarat untuk program asuransi kesehatan yang disubsidi pemerintah AS.

Karena mereka tidak memenuhi definisi untuk memiliki'kehadiran yang sah' di negara itu.

Baca juga: Ikut Pilpres, Keponakan Mantan Presiden AS John F Kennedy akan Tantang Joe Biden

Itulah yang ingin diubah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Biden pada akhir bulan ini.

Tindakan Gedung Putih ini dilakukan karena program DACA berada dalam bahaya hukum dan jumlah orang yang berhak mengikuti program tersebut pun kian menyusut.

Menurut Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS, diperkirakan 580.000 orang masih terdaftar di DACA pada akhir tahun lalu, angka itu turun dari tahun-tahun sebelumnya.

Perintah pengadilan saat ini mencegah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memproses aplikasi baru.

Program DACA bahkan telah terperosok dalam tantangan hukum selama bertahun-tahun, sementara Kongres AS tidak dapat mencapai konsensus mengenai reformasi imigrasi yang lebih luas.

Penerima DACA dapat bekerja secara legal dan membayar pajak, namun mereka tidak memiliki status hukum dan tidak dapat menikmati banyak manfaat yang tersedia bagi warga negara AS dan orang asing yang tinggal di AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, jutaan orang di AS mendaftar ke Medicaid, program yang memberikan jaminan perawatan kesehatan bagi warga Amerika yang paling miskin, selama pandemi virus corona (Covid-19).

Pemerintah meningkatkan subsidi federal untuk menurunkan biaya rencana di pasar Undang-undang Perawatan Terjangkau.

Menurut HHS, pada tahun lalu, hanya 8 persen orang Amerika yang tidak memiliki asuransi kesehatan.

Namun penerima DACA, serta mereka yang berada di negara tanpa dokumentasi, dilarang bergabung dengan program yang didanai federal tersebut.

Menurut penelitian dari Kaiser Family Foundation, sekitar setengah dari sekitar 20 juta imigran yang tinggal di AS tanpa dokumentasi saat ini tidak memiliki asuransi.

Meskipun ada dukungan bipartisan untuk memberlakukan semacam aturan perlindungan bagi para imigran, negosiasi sering kali gagal karena perdebatan tentang keamanan perbatasan dan apakah perluasan perlindungan dapat mendorong orang lain untuk mencoba memasuki AS tanpa izin.

Biden, yang merupakan seorang Demokrat, telah berulang kali meminta Kongres untuk memberikan jalur kewarganegaraan bagi imigran anak-ank yang dibawa ke AS secara ilegal.

Sementara itu, kelas imigran lainnya, termasuk di antaranya pencari suaka dan orang-orang dengan status perlindungan sementara, telah memenuhi syarat untuk membeli asuransi melalui pasar ACA, Undang-undang perawatan kesehatan Presiden ke-44 AS Barack Obama tahun 2010 yang sering disebut 'Obamacare'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini