News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Prediksi AS: Ukraina Dapat Mobilisasi Rakyatnya, Perang Lawan Rusia Berlanjut hingga 2024

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), Presiden Ukraina Zelensky (tengah), Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) - Dokumen rahasia AS yang bocor mengungkap prediksi Pentagon soal Ukraina dan Rusia, jika ada yang menang atau terdesak di perang Ukraina-Rusia.

Lebih lanjut soal mobilisasi dalam dokumen itu, disebutkan, anggota parlemen Ukraina sedang mempertimbangkan untuk memperluas draf pasukannya.

Banyak dari rakyatnya yang sudah berseragam, telah disalurkan ke kota Artyomovsk yang dikelilingi Donbass (Bakhmut di Ukraina).

Presiden Rusia Vladimir Putin saat melakukan pertemuan dengan anggota Delovaya Rossiya National Public Organisation pada 4 Februari 2022. (President of Russia)

Baca juga: AS Akui Kerahkan Militer di Ukraina, Imbas Dokumen Rahasia AS yang Bocor di Internet

Prediksi AS jika Posisi Rusia Terdesak

Pada saat yang sama, kemungkinan Ukraina akan meningkatkan serangan di wilayah Rusia, setelah memobilisasi rakyatnya.

Peningkatan serangan ini dapat memaksa Presiden Vladimir Putin untuk meningkatkan atau memberi China alasan untuk memulai dukungan mematikan untuk Rusia.

Adapun pihak Rusia, kebuntuan akan memaksa mereka untuk menggunakan cadangan yang terdegradasi karena berkurangnya kekuatan tempur, dikutip dari Pravda.

Rusia juga kemungkinan akan mempercepat upaya untuk mengintegrasikan wilayah yang disita ke Rusia.

Pasukan rudal dan unit artileri Ukraina bersiap meluncurkan serangan ke arah musuh. Foto tak bertanggal ini dipublikasikan pada 9 April 2023. (General Staff of the Armed Forces of Ukraine)

Baca juga: 1.500 Ton Biji-bijian Ukraina yang Tercemar Klorpirifos Bakal Dimusnahkan

Dokumen Rahasia AS yang Bocor

Dokumen rahasia AS yang baru-baru ini bocor mengungkapkan, pada Februari, AS yakin Ukraina telah menderita hingga 131.000 korban dalam konflik sejauh ini, termasuk hingga 17.500 tewas.

Menetapkan jumlah kematian yang sebenarnya sulit, karena Ukraina jarang mempublikasikan kerugiannya, dikutip dari RT.

Musim gugur tahun 2022 lalu, Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, menyebutkan kematian di Kiev mencapai 100.000.

Namun, klaim itu dibantah oleh Kiev dan kemudian dihapus dari situs web Uni Eropa.

The Post mencatat, dokumen rahasia itu tidak menentukan apakah perubahan kepemimpinan di Ukraina mengacu pada rotasi pemimpin politik atau petinggi militer.

Pejabat di Ukraina dilaporkan marah atas kebocoran tersebut, yang juga termasuk informasi yang menunjukkan Ukraina tidak siap untuk melakukan serangan balasan musim semi yang telah lama dijanjikan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini