News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Saudara di Sudan

Apa yang Terjadi di Sudan? Ini Fakta-fakta Pertempuran antara Tentara Reguler dengan Paramiliter

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komandan paramiliter RSF Sudan, Jenderal Mohamed Hamdan Daglo atau Hemedti (kiri) dan Panglima Angkatan Darat Sudan Abdel Fattah al-Burhan. Apa yang terjadi di Sudan? Pahami akar masalah dan latar belakang bentrokan antara tentara reguler Sudan dan paramiliter RSF

Terjadi pemadaman listrik, penutupan jalan, dan pembatalan penerbangan.

Persatuan Dokter Sudan juga telah mengumumkan bahwa bentrokan tersebut telah merenggut nyawa setidaknya 25 orang, dan menyebabkan hampir 200 orang terluka.

Awal Mula Konflik

Mengutip BBC.com, ketegangan antara RSF dan SAF telah meningkat selama berbulan-bulan.

Tetapi akarnya sudah ada sejak zaman mantan presiden Sudan Omar Al-Bashir, yang digulingkan oleh militer pada 2019.

Saat itu, tentara yang dipimpin oleh Ahmed Awad Ibn Auf menggulingkan pemerintah dan Badan Legislatif Nasional dan mengumumkan keadaan darurat di negara itu untuk jangka waktu 3 bulan, diikuti dengan masa transisi dua tahun sebelum tercapai kesepakatan kemudian.

Sejak itu, Sudan diperintah oleh aliansi yang goyah antara kelompok militer dan sipil.

Pada 25 Oktober 2021, militer Sudan yang dipimpin Fattah al-Burhan mengambil alih pemerintahan melalui kudeta militer.

Dalam file foto yang diambil pada 5 Desember 2022, Panglima Angkatan Darat Sudan Abdel Fattah al-Burhan berbicara setelah penandatanganan kesepakatan awal yang bertujuan untuk mengakhiri krisis mendalam yang disebabkan oleh kudeta militer tahun lalu, di Khartoum. (ASHRAF SHAZLY / AFP)

Sudan kemudian dijalankan oleh dewan jenderal dan ada dua orang militer yang menjadi pusat perselisihan.

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menjadi presiden de facto negara itu.

Sementara wakilnya adalah pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal dengan nama Hemedti.

Mereka tidak setuju dengan arah negara menuju dan langkah yang diusulkan menuju pemerintahan sipil.

Salah satu poin utama yang mencuat adalah mengenai rencana untuk memasukkan RSF berkekuatan 100.000 ke dalam tentara dan siapa yang kemudian akan memimpin pasukan baru.

Mengapa semuanya dimulai pada hari Sabtu?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini