Kekerasan terjadi setelah berhari-hari penuh ketegangan ketika anggota RSF ditempatkan kembali di seluruh negeri.
Langkah itu dianggap sebagai ancaman oleh tentara reguler.
Namun tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan pertama pada Sabtu pagi.
Potensi terjadinya perang saudara
Yassir Abdullah, redaktur pelaksana surat kabar Al-Sudani, mengkhawatirkan Sudan sedang menuju "perang saudara habis-habisan", dilansir Sky News.
"Ini sangat serius," katanya.
"Jika tidak ada intervensi dari pimpinan Angkatan Bersenjata untuk menghentikan pertempuran, kita menuju perang saudara habis-habisan."
"Ini merupakan ancaman bagi stabilitas negara secara keseluruhan."
"Tidak ada pemenang di sini."
Isma'il Kushkush, seorang jurnalis independen di Khartoum, mengatakan kepada Sky News bahwa konflik tersebut adalah "skenario terburuk" - terutama jika, seperti yang ditakuti banyak orang, hal itu menandakan dimulainya perang saudara.
Dia mengatakan sebagian besar orang menaati peringatan untuk tetap di dalam karena suara tembakan keras mendominasi kota.
"Tidak ada orang di jalanan," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)