Pejabat telah berulang kali menyatakan bahwa pengiriman uang dari pekerja di luar negeri dapat membantu mengatasi kesengsaraan ekonomi negara, mengingat perang saudara dua tahun, yang berakhir dengan gencatan senjata November lalu, telah sangat mempengaruhi perekonomian Ethiopia.
Tetapi negara masih tidak mungkin memperoleh manfaat dari program tersebut, kata para ahli seperti Ayele Gelan, seorang ekonom riset di Institut Riset Ilmiah Kuwait.
“Hanya sebagian kecil migran Ethiopia yang mentransfer uang melalui saluran resmi,” katanya kepada Al Jazeera.
“Sebagian besar dana berakhir di lubang pasar gelap.”
Baca juga: Janda di Jakarta Barat Diduga Dibunuh ART, Pelaku Bawa Kabur Dua Mobil Mewah Milik Korban
Hirut, meski menganggur, tidak mau kembali ke Arab Saudi untuk bekerja.
“Saya mengalami neraka di Timur Tengah dan saya tidak akan kembali,” katanya kepada Al Jazeera.
“Majikan terakhir saya di Kuwait menolak membayar gaji saya selama empat bulan. Saya tidak punya tabungan dan saya tidak yakin tentang hari esok, tetapi melihat bayi laki-laki saya tumbuh membantu saya mengatasi trauma dan membebaskan pikiran saya.”
“Saya sedih karena saya merasa para wanita ini tidak tahu apa yang menanti mereka di Arab Saudi,” tambahnya.
“Banyak yang akan menderita dan bahkan mungkin mati," ucapnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)