TRIBUNNEWS.COM - Pada awal Maret 2023, Hirut - nama yang disamarkan -, sedang bermain dengan balitanya di rumah, tepatnya di distrik Mekanisa Addis Ababa.
Wanita 27 tahun itu terkejut mendapat telepon dari nomor tak dikenal.
Suara di ujung telepon itu bertanya apakah dia tertarik bekerja di Timur Tengah.
Sebelumnya, Hirut pernah menghabiskan enam tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Kuwait sebelum kembali ke Ethiopia pada 2020.
"Saya takut karena saya pikir mereka mungkin adalah pedagang manusia dan bertanya-tanya bagaimana mereka menemukan nama dan nomor telepon saya," katanya kepada Al Jazeera.
Orang yang menghubungi Hirut mengenalkan diri sebagai pegawai negeri dan memperoleh file-nya dari database pemerintah untuk migran yang kembali dari Timur Tengah.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Janda di Jakarta Barat Belum Terungkap, Diduga Dibunuh 2 ART yang Kini Menghilang
Sejak tahun 80-an, orang Etiopia telah berbondong-bondong ke Arab Saudi, Lebanon, dan Kuwait untuk mencari pekerjaan kerah biru, sebagian besar diatur oleh agen perekrutan atau perdagangan manusia lokal Etiopia.
Kali ini, pemerintah Ethiopia mengawasi seluruh proses, termasuk perekrutan dan periklanan.
Dokumen administrasi yang dilihat Al Jazeera mengungkapkan rencana untuk merekrut sebanyak setengah juta perempuan berusia antara 18-40 tahun, untuk dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga.
Perempuan didesak daftar kerja di Arab Saudi
Pada awal Maret, pemberitahuan pertama kali mulai muncul di Facebook dan di papan reklame di kota-kota besar dan kecil di Ethiopia, mendesak perempuan untuk mendaftar pekerjaan di Arab Saudi,.
Orang-orang yang kembali seperti Hirut yang akrab dengan budaya dan bahasanya diminta secara aktif bergabung bersama anggota baru.
Dalam sebuah komunike , pemerintah distrik Gojjam Timur wilayah Amhara mengatakan akan merekrut 13.000 perempuan di sana.
APA News mengkonfirmasi bahwa pemerintah Ethiopia telah membuat persiapan untuk mengirimkan gaji pembantu rumah tangga ke rekening bank domestik, mematahkan praktik pekerja rumah tangga yang menerima gaji mereka di negara tempat mereka bekerja.
Baca juga: Asri Welas Tak Gunakan Jasa Infal Meski Ditinggal Mudik ART dan Baby Sitter