"Kami memperbarui seruan kami untuk pembebasan Tuan Kara-Murza, serta pembebasan lebih dari 400 tahanan politik di Rusia," kata Patel.
Baca juga: Populer Internasional: 25.000 Tentara Rusia Siaga Tinggi di Pasifik - Penembakan Massal di AS
Kara-Murza awalnya ditahan pada April tahun lalu atas tuduhan menyebarkan "informasi palsu" tentang tentara Rusia.
Saat melakukan penangkapan awal, pihak berwenang menunjuk pada pidato yang diberikan Kara-Murza kepada badan legislatif negara bagian Arizona di mana dia merinci dugaan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Otoritas Rusia kemudian menambahkan tuduhan pengkhianatan dan partisipasi dalam kelompok pro-demokrasi yang dilarang.
Kesehatan Kara-Murza juga menjadi sorotan selama persidangan.
Berat badannya turun hingga 16 kg dan menderita mati rasa di kaki dan tangannya.
Saat dalam penahanan praperadilan, seorang dokter mendiagnosis kondisi tersebut sebagai polineuropati, gangguan fungsi saraf tepi di seluruh tubuh.
Polineuropati adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai pemicu, termasuk penyakit, obat-obatan, atau racun.
Kara-Murza memang pernah mengalami keracunan dalam insiden terpisah yang hampir merenggut nyawanya pada tahun 2015 dan 2017.
“Mengingat jenis racunnya yang canggih, saya pikir itu adalah orang-orang yang pernah atau berhubungan dengan dinas khusus Rusia,” katanya kepada NPR dalam sebuah wawancara tahun 2017.
Kara-Murza tidak asing dengan risiko politik oposisi di Rusia.
Pada 2015, teman dan mentornya, mantan wakil perdana menteri Boris Nemtsov, ditembak mati oleh para pembunuh di Moskow tengah.
Namun, bahkan dari penahanan prapersidangan, Kara-Murza mempertahankan aktivitas publiknya.
Ia menulis opini untuk Washington Post di mana dia menyatakan keyakinannya bahwa Rusia pada akhirnya akan keluar dari babak represif terbaru dalam sejarahnya.
"Malam, seperti yang Anda tahu, paling gelap tepat sebelum terang" tulisnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)