Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) diimbau untuk tetap berada di dalam rumah masing-masing seiring memburuknya situasi di Sudan, dampak pecah perang antara Angkatan Bersenjata Sudan dengan milisi Rapid Support Forces (RSF) sejak Sabtu (15/4/2023)
Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut transisi kekuasaan di Sudan membuat situasi sangat memprihatinkan.
Baca juga: Update dari Sudan: 1 WNI Terkena Pantulan Peluru Nyasar, 15 WNI Dievakuasi ke Gedung KBRI
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan KBRI Khartoum telah mengeluarkan imbauan bagi WNI agar untuk sementara tidak keluar rumah, dan menunggu waktu yang tepat untuk bisa dievakuasi ke Safe House Gedung KBRI.
"Demi keselamatan, pergerakan menuju Safe House KBRI dilakukan ketika situasi keamanan sudah memungkinkan," kata Judha dalam pernyatannya, Rabu (19/4/2023).
Mempertimbangkan situasi peperangan yang masih berlangsung di beberapa titik di Khartoum, para WNI yang belum dapat menjangkau Safe House KBRI diimbau untuk tetap berada di dalam rumah masing-masing dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah.
WNI juga diimbau agar tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan, serta menjauhi jendela.
Judha mengatakan di tengah situasi konflik dan pertempuran yang terjadi di Sudan, pada 18 April 2023, Perwakilan RI telah mengevakuasi 15 WNI ke Safe House di Kantor KBRI Khartoum.
Baca juga: Konflik Perebutan Kekuasaan di Sudan Diwarnai Penjarahan Fasilitas Kesehatan
"Menggunakan kesempatan pergerakan saat melakukan distribusi logistik, KBRI membawa 15 WNI dimaksud dari wilayah Khartoum yang mayoritas terdiri dari keluarga yang mempunyai anak kecil atau bayi serta ibu hamil," ujarnya.
Sesuai data KBRI, jumlah WNI tercatat sebanyak 1.209 orang, mayoritas berdomisili di wilayah Khartoum, dan sebagian di Wad Madani, dan Port Sudan.