TRIBUNNEWS.COM - Israel akan memberlakukan lockdown 3 hari di wilayah Palestina mulai 24 April untuk perayaan Memorial Day dan Hari Kemerdekaan.
Lockdown akan dimulai pada Senin (24/4/2023) pukul 17.00 waktu setempat dan berlangsung hingga Rabu (26/4/2023) pukul 23.59 waktu setempat.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, penyeberangan di perbatasan dengan Jalur Gaza juga akan ditutup.
Namun, tentara mengatakan penyeberangan perbatasan akan dibuka kembali, tergantung penilaian situasional.
Pengecualian untuk penutupan akan dibuat untuk kasus kemanusiaan dan kasus luar biasa lainnya, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Baca juga: AS Desak Nigeria untuk Damai dengan Israel setelah Kecam Perang di Palestina
Pembukaan jalur ini akan membutuhkan persetujuan dari penghubung Kementerian Pertahanan untuk Palestina, yang dikenal sebagai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT).
Memorial Day dirayakan di Israel untuk menghormati semua personel militer yang terbunuh selama operasi militer Israel di Palestina.
Israel juga memperingati hari kemerdekaannya, yang menandai berdirinya negara itu di atas puing-puing Palestina.
Baca juga: Sukses Damaikan Arab Saudi-Iran, China Siap Bantu Perdamaian Palestina dan Israel
Hari Kemerdekaan Israel ini disebut oleh orang Palestina sebagai "Nakba" atau Malapetaka.
Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat (yang diduduki) dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina.
Menurut angka dari pihak Palestina, lebih dari 100 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak awal tahun 2023 ini.
Enam belas orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama, dikutip dari Middle East Monitor.
Baca juga: Netanyahu Tolak Seruan Biden yang Menentang Reformasi Peradilan di Israel
Aktivis Israel Minta Hentikan Demonstrasi selama Memorial Day
Sebuah kelompok yang mewakili tentara cadangan yang memprotes program perombakan peradilan pemerintah, telah meminta para aktivisnya untuk tidak berdemonstrasi menentang reformasi pada Hari Peringatan Israel.
“Pada Hari Peringatan yang akan datang, kami tidak akan memprotes karena hati kami akan bersama saudara-saudara seperjuangan kami yang gugur dalam pertempuran, kami akan menundukkan kepala untuk mereka, kami akan menangis dan memeluk keluarga,” kata kelompok Brothers in Arms, Kamis (20/4/2023).
“Kami meminta semua saudara dan saudari seperjuangan untuk meninggalkan baju protes mereka di rumah dan tidak datang ke kuburan bersama mereka,” tambahnya.
Brothers in Arms mengatakan, adanya potensi ketegangan saat perayaan Memorial Day, yang dipicu isu reformasi hukum.
"Ribuan orang tua tentara Israel yang gugur menuntut agar politisi tidak menghadiri atau berbicara pada upacara Hari Peringatan di pemakaman militer Selasa (25/4/2023)," kata ketua organisasi peringatan Yad Labanim Eli Ben Shem, dikutip dari The Times of Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina VS Israel