TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengakui, evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Sudan tidaklah mudah.
Ia memaparkan, dari hari pertama terjadinya konflik, koordinasi dengan 5 Perwakilan RI di luar negeri
"Kita terus perkuat, yaitu dengan KBRI Khartoum, Riyadh, Cairo, Addis Ababa dan KJRI Jeddah," ungkapnya dalam press briefing dari Manggarai, NTT, Senin (24/4/2023).
Koordinasi juga diperluas dengan K/L lain, terutama dengan TNI guna membahas
evakuasi ke Indonesia.
Pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan Panglima TNI yang menyatakan siap untuk membantu.
Baca juga: Evakuasi Mulai Dilakukan, Menlu RI Imbau WNI di Sudan Segera Lapor Diri
"Evakuasi ini kita desain dengan beberapa opsi, mengingat kondisi sangat cair dan dinamis di lapangan Koordinasi juga kita lakukan dengan PBB dan beberapa negara lainnya," terang Retno.
Lantaran, situasi di lapangan sangat cair dan sangat dinamis.
Retno pun meminta doa agar evakuasi lanjutan dapat berjalan lancar.
"Kami mohon doanya agar evakuasi lanjutan dapat segera dilakukan dengan selamat," harap mantan dubes RI di Belanda ini.
"Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pertama. Evakuasi di Sudan ini juga sangat tidak mudah. Evakuasi dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung," lanjut Retno.
Ia menuturkan, terus mengikuti jam-per-jam proses evakuasi dan kemudian melaporkan proses evakuasi ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Komunikasi terus dilakukan baik di Sudan untuk memastikan jalur aman dan jaminan keamanan bagi WNI.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Watapri di New York untuk terus melakukan koordinasi dengan tim Sekjen PBB dan UN OCHA karena evakuasi juga dilakukan hampir bersamaan dengan staff PBB yang bekerja di Sudan.
Dubes RI di Arab Saudi dan Konjen di Jeddah juga melakukan komunikasi dengan otoritas di Saudi untuk memastikan proses lanjutan berjalan dengan baik.
Adapun WNI yang telah dievakuasi sebanyak 538 orang.
Baca juga: Evakuasi Mulai Dilakukan, Menlu RI Imbau WNI di Sudan Segera Lapor Diri
Ratusan WNI itu telah tiba dengan selamat di Kota Port Sudan pada Senin (24/4/2023).
Sementara 289 WNI lain masih berada di Sudan.
"Pada rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI, maka 289 WNI lain akan dievakuasi pada tahap kedua," tutur dia.