TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata di Sudan berakhir pada Kamis (27/4/2023) malam.
Dikutip dari Al Jazeera, tentara Sudan dilaporkan menggempur pejuang paramiliter dengan serangan udara di Ibu Kota Khartoum.
Kepulan asap membubung di dekat Istana Presiden di Khartoum dan daerah utara ibu kota saat pesawat melepaskan serangan pada Kamis (27/4/2023).
Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) mengatakan saingannya, Angkatan Bersenjata Sudan, mengebom kampnya di distrik Kafouri menggunakan pesawat tempur.
Laporan jumlah korban tewas terus meningkat.
Setidaknya 512 orang tewas dan 4.193 terluka saat konflik memasuki hari ke-13, menurut angka kementerian kesehatan.
Baca juga: Sebanyak 897 WNI Dievakuasi dari Sudan, Dipulangkan secara Bertahap ke Indonesia Melalui Jeddah
Diperkirakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Pertempuran berlanjut meskipun gencatan senjata tiga hari yang ditengahi AS mulai berlaku Selasa (25/4/2023) pagi.
Pesawat berpatroli di langit di atas pinggiran utara ibu kota, dan para pejuang di darat saling bertukar tembakan artileri dan senjata ringan.
Rencana perpanjangan gencatan senjata
Tentara setuju untuk melakukan pembicaraan di Juba, ibu kota negara tetangga Sudan Selatan, tentang perpanjangan gencatan senjata, yang berakhir Kamis (27/4/2023) malam.
Pembicaraan telah diusulkan oleh blok negara-negara Afrika Timur, Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah (IGAD).
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus Evakuasi WNI di Sudan, 3 Korban Dirawat di Rumah Sakit
Ada banyak upaya gencatan senjata sejak pertempuran pecah pada 15 April antara tentara reguler Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh wakilnya yang menjadi saingannya, Mohamed “Hemedti” Hamdan Daglo.
Semua upaya gencatan senjata telah gagal.
Al-Burhan pada Rabu, menyetujui proposal IGAD untuk pembicaraan tentang perpanjangan gencatan senjata selama 72 jam lagi, kata tentara.
Tanggapan RSF terhadap proposal tersebut masih belum jelas.
WNI dievakuasi dari Sudan
Sebanyak 897 Warga Negara Indonesia (WNI) telah dievakuasi dari ibu kota Sudan, Khartoum.
Baca juga: 25 Menolak Dievakuasi, Total 897 WNI Dievakuasi dari Khartoum Sudan
Mereka akan dipulangkan secara bertahap ke Indonesia dari Jeddah, Saudi Arabia.
Menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, lebih dari 800 warga Indonesia tersebut terbagi ke dalam dua kelompok evakuasi.
"Tahap yang pertama sejumlah 569 orang, tahap kedua sebanyak 328 orang, termasuk enam orang warga negara Australia dan satu warga negara Sudan," kata Retno.
WNI yang dievakuasi ini menurut Retno terdiri dari mahasiswa, pekerja migran Indonesia dan keluarganya, serta tenaga profesional.
Selain itu, Menlu mengatakan ada 25 WNI yang menyatakan tidak ikut dievakuasi karena alasan keluarga.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)