News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Filipina dan Cina Kembali Berkonfrontasi di Laut Cina Selatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Filipina dan Cina Kembali Berkonfrontasi di Laut Cina Selatan

Cina dan Filipina saling tuduh setelah penjaga pantai kedua negara berkonfrontasi di sekitar perain dangkal atau beting yang disengketakan di Laut Cina Selatan.

Ini adalah konfrontasi terbaru antara kedua negara di Laut Cina Selatan, dan terjadi setelah pertikaian diplomatik pada bulan November yang melibatkan Cina yang menarik garis dasar "perairan teritorial" di sekitar perain dangkal tersebut.

Perairan tersebut terletak sekitar 240 kilometer di sebelah barat pulau terbesar Filipina, Luzon, dan hampir 900 kilometer dari daratan utama Cina terdekat, Provinsi Hainan.

Sebelumnya juga terjadi serangkaian bentrokan antara Filipina dan Cina di perairan tersebut.

Cina-Filipina saling tuding

Filipina mengatakan bahwa pasukan Penjaga Pantai Cina melakukan "tindakan agresif" dan menembakkan meriam air ke kapal mereka saat berpatroli di dekat Beting Scarborough.

Kapal Cina "menembakkan meriam air... yang diarahkan langsung ke antena navigasi kapal," kata juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, dalam sebuah pernyataan.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Dalam sebuah video yang dirilis oleh Manila pada hari Rabu (04/12), sebuah kapal penjaga pantai milik Cina terlihat menabrak sisi kanan kapal Departemen Perikanan Filipina, dan awak kapal berteriak: "Tabrakan! Tabrakan!"

Meriam air itu diarahkan "langsung ke antena navigasi kapal", kata penjaga pantai Filipina dan Kementerian Perikanan dalam sebuah pernyataan bersama. Kapal Cina "sengaja menyerempet" kapal sebelum melancarkan serangan meriam air kedua, kata pernyataan itu.

Semetara Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan sebagai wilayahnya, meskipun putusan Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag pada tahun 2016 yang menolak klaim tersebut.

Penjaga pantai Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan awal bahwa kapal-kapal Filipina "berada sangat dekat" dan bahwa tindakan awaknya telah "sesuai dengan hukum."

Namun dalam pernyataan selanjutnya, mereka menuduh Manila membuat "tuduhan palsu dalam upaya untuk menyesatkan persepsi internasional."

AS: Manuver Cina berbahaya

Pada hari Rabu, Amerika Serikat (AS) juga mengecam "penggunaan meriam air dan manuver berbahaya" oleh Cina di Laut Cina Selatan, kata Duta Besar AS untuk Filipina.

Tindakan Cina mengganggu operasi maritim Filipina dan membahayakan nyawa, kata Duta Besar MaryKay Carlson di platform media sosial X. Ia menambahkan bahwa AS mendukung sekutu yang sepemikiran dalam mendukung Pasifik yang bebas dan terbuka.

ae/yf (AFP, Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini