TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, (AS) Joe Biden, mengatakan negaranya akan mengirim tujuh kendaraan militer ke Filipina.
AS berencana mengirim empat kapal patroli dan tiga pesawat angkut militer C-130H ke Filipina untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara itu.
AS menyatakan komitmennya kepada Presiden Filipina, Marcos Jr, dalam kunjungannya ke Gedung Putih, pada Senin (1/5/2023).
Sebelumnya, AS telah memindahkan dua kapal patroli pantai kelas Topan ke Filipina pada akhir April 2023, seperti diberitakan Sputnik.
Lembar fakta dari pertemuan AS dan Filipina berisi pernyataan untuk mempererat hubungan bilateral, terutama kerja sama militer.
Baca juga: Presiden Filipina Temui Joe Biden di Washington
Dalam lembar fakta AS dan Filipina, kedua negara itu mengadopsi Pedoman Pertahanan Bilateral untuk memperdalam kerja sama keamanan dan interoperabilitas di darat, laut, udara, ruang angkasa, dan dunia maya.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr mengatakan dalam pidatonya, dia menentang provokasi militer dan tidak akan mengubah Filipina menjadi pos pementasan untuk kampanye militer negara mana pun.
Baca juga: Para penduduk kepulauan di Filipina yang menenun mimpi-mimpi mereka
Pertemuan Presiden Joe Biden dan Marcos Jr
Pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Filipina Marcos Jr berlangsung di tengah ketegangan dengan China.
"Kami menghadapi tantangan baru, dan saya tidak bisa memikirkan mitra yang lebih baik daripada Anda," kata Joe Biden di samping Presiden Ferdinand Marcos Jr. selama sambutan singkat di Oval Office sebelum para pemimpin mengadakan pertemuan tertutup.
“Amerika Serikat juga tetap teguh dalam komitmen kami untuk membela Filipina, termasuk di Laut China Selatan, dan kami akan terus mendukung tujuan modernisasi militer Filipina,” tambahnya, dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Amerika Tuduh China Intimidasi Kapal Filipina di Laut China Selatan
AS sebelumnya mengeluarkan dukungan penuh untuk Filipina dan setiap serangan terhadap militer Filipina di Pasifik akan mendapat jaminan pertahanan AS.
“Wajar bagi Filipina untuk melihat satu-satunya mitra perjanjiannya di dunia untuk memperkuat dan mendefinisikan kembali hubungan yang kita miliki, dan peran yang kita mainkan, dalam menghadapi ketegangan yang meningkat yang kita lihat sekarang di sekitar Selatan. Laut China dan kawasan Asia-Pasifik dan Indo-Pasifik," katanya.
AS dan Filipina menyatakan komitmen mereka terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan serta hak kedaulatan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Kedua negara ini berharap untuk membangun kerja sama trilateral antara Filipina, Jepang, dan AS serta Filipina, Australia, dan AS.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik AS VS China