TRIBUNNEWS.COM -- Perang saudara yang berkecamuk di Sudan belum berhenti dan saat ini telah menewaskan sebanyak menjadi 436 orang.
Hingga Senin (30/4/2023), Komite Sentral Dokter negara itu melaporkan korban luka-luka telah mencapai 2.174 orang.
"Jumlah warga sipil yang tewas sejak awal bentrokan telah meningkat menjadi 436, sedangkan jumlah yang terluka - menjadi 2.174," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi di Facebook.
Baca juga: Kekacauan di Port Sudan ketika ribuan orang bergegas kabur dari konflik militer
Meski demikian, jumlah korban diperkirakan lebih banyak lagi, karena banyak kasus kematian dan luka tidak terdaftar karena situasi keamanan, catat dokter.
"Semua fasilitas kesehatan di kota El Geneina (ibukota provinsi Darfur Barat Sudan - TASS) masih ditutup," kata organisasi itu.
Menurut keterangan dokter, puluhan orang tewas dan ratusan luka-luka di sana sejak 20 April.
Pada 30 April, dokter melaporkan 425 kematian di antara warga sipil akibat konflik tersebut.
Situasi di Sudan meningkat karena ketidaksepakatan antara komandan militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan (badan pemerintahan negara), dan wakilnya di dewan, Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti).
Pada pagi hari tanggal 15 April, bentrokan pecah antara kedua pasukan di dekat pangkalan militer di kota Merowe dan di ibu kota Sudan, Khartoum.