TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pejabat Rusia cemas dengan keamanan saat perayaan Victory Day pada 9 Mei 2023.
Victory Day adalah perayaan tahunan Rusia untuk memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi di Perang Dunia II.
"Ada kegugupan yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata seorang pejabat di kantor Wali Kota Moskow, dikutip dari The Guardian, Senin (8/5/2023).
"Tapi, Hari Kemenangan harus tetap berjalan, tidak ada pilihan lain," tambahnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah yang tidak biasa pada Jumat (5/5/2023).
Baca juga: Rusia Janji akan Pasok Senjata, Wagner Batal Mundur dari Bakhmut Ukraina
Presiden Putin mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia untuk membahas persiapan parade Victory Day.
Sejumlah petinggi Rusia dan Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan Rusia juga hadir dalam pertemuan itu.
Sebelumnya terjadi serangan drone di atas gedung pemerintahan Kremlin pada Rabu (3/5/2023) dini hari.
Kremlin menuduh Ukraina berada di balik serangan drone itu, yang dibantah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden Zelensky mengatakan, Ukraina saat ini kekurangan senjata dan tidak mungkin menggunakan senjatanya untuk menyerang Rusia di luar medan perang.
Baca juga: Diduga Pasok Peralatan Perang ke Rusia, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Terhadap Tujuh Perusahaan China
Sebelum serangan drone di gedung pemerintahan Kremlin, ada tanda- tanda kegelisahan di antara pemimpin Rusia atas perayaan Victory Day.
Enam wilayah Rusia telah membatalkan perayaan Victory Day.
Satu wilayah yang berjarak 400 mil dari perbatasan dengan Ukraina, membatalkan rencana perayaan Victory Day pada 9 Mei 2023.
Salah satu agenda tahunan Victory Day, pawai Resimen Abadi, juga telah dibatalkan tahun ini.
Pawai Resimen Abadi adalah prosesi khidmat bagi orang-orang yang bergabung dalam pawai sambil membawa potret kerabat mereka yang menjadi veteran Perang Dunia II.
Pada perayaan Victory Day 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil bagian dalam Pawai Resimen Abadi di tengah-tengah rakyat Rusia, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Menlu Rusia Sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Hanya Boneka Barat
21 Kota Rusia Batalkan Parade Militer saat Victory Day
Setidaknya 21 kota Rusia telah membatalkan parade militer pada 9 Mei 2023, yang biasa ditampilkan saat Victory Day.
Pembatalan ini menyusul serangan drone di gedung pemerintahan Kremlin pada Rabu (4/5/2023) dini hari.
Belgorod, Kursk, dan Krimea, yang berada di perbatasan dengan Ukraina, telah membatalkan perayaan Victory Day karena khawatir dengan keamanan, dikutip dari The Moscow Times.
Lebih jauh dari garis depan, parade Victory Day juga telah dibatalkan di Tyumen Siberia, Nizhnevartovsk, wilayah Surgut, distrik otonom Khanty-Mansiysk, dan Tyumen.
Sementara itu, Kota Pskov dan Velikiye Luki di barat laut dekat perbatasan Estonia membatalkan perayaan karena alasan moral dan etis.
Mereka mengatakan, suara kembang api dapat menakuti tentara yang terluka yang dirawat di rumah sakit di wilayah tersebut.
Baca juga: Soal Serangan Balasan ke Rusia, Ukraina Takut Tak Bisa Penuhi Ekspektasi Tinggi dari Barat
Warga Rusia: Ini Sejarah Kami
Meski perayaan Victory Day 2023 dibatalkan di sejumlah wilayah, sebagian besar warga Rusia antusias menyambut acara tahunan ini.
Mereka menganggap Victory Day adalah perayaan untuk mengenang sejarah Rusia, saat masih menjadi Uni Soviet.
"Saya pikir kita perlu mengadakan (parade) untuk meningkatkan patriotisme di antara orang-orang yang berfluktuasi karena operasi militer khusus," kata Andrei Kucheryavykh, penduduk Belgorod di perbatasan dengan Ukraina.
"Orang-orang harus tahu apa yang kakek buyut kita, kakek dan nenek kita lalui, karena banyak yang mulai melupakan apa itu 9 Mei dan apa artinya," lanjutnya, saat mengunjungi Moskow bersama putranya pada Minggu (7/5/2023) dikutip dari Reuters.
Selama Perang Dunia II, Uni Soviet kehilangan 27 juta orang.
“Ini sejarah kami. Semua generasi baru kami harus mengingatnya, mengetahuinya, dan tidak melupakannya,” kata Andrei.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina