TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin menerima surat ancaman dari Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (9/5/2023).
Surat itu menyebutkan, Wagner akan dianggap sebagai pengkhianat jika mundur dari Bakhmut, Ukraina timur.
Namun, Yevgeny Prigozhin mengatakan untuk kedua kalinya dalam hitungan hari, pasukannya akan meninggalkan Bakhmut jika tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan untuk menekan pertempuran.
"Perintah tempur datang kemarin yang dengan jelas menyatakan jika kami meninggalkan posisi kami (di Bakhmut), itu akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap ibu pertiwi. Itu pesannya kepada kami," kata Yevgeny Prigozhin.
“(Tetapi) jika tidak ada amunisi, maka kami akan meninggalkan posisi kami dan menjadi orang yang bertanya siapa yang benar-benar mengkhianati Tanah Air (Rusia). Ternyata, yang (mengkhianati Tanah Air) adalah orang yang menandatanganinya (perintah untuk memasok terlalu sedikit) amunisi," lanjutnya, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Ukraina Ejek Rusia di Hari Kemenangan: Cuma Pamer 1 Tank T-34 di Parade Militer
Yevgeny Prigozhin mengatakan pasukannya akan tinggal di Bakhmut dan tetap bersikeras mereka mendapatkan amunisi untuk beberapa hari lagi.
Sebelumnya, Yevgeny Prigozhin menuduh Kementerian Pertahanan Rusia sengaja membuat pasukannya kekurangan amunisi.
Kementerian mengatakan sedang bekerja untuk memastikan semua unit medan perang memiliki apa yang mereka butuhkan.
Pada Senin (8/5/2023) malam, Yevgeny Prigozhin mengatakan ada tanda-tanda masalah amunisi telah diselesaikan, tapi pada Selasa, dia mengatakan ukuran pengiriman telah dikurangi.
“Mereka hanya memberi kami 10 persen dari yang kami minta. Kami telah ditipu,” katanya.
Baca juga: Latvia Tangkap 26 Warga yang Rayakan Hari Kemenangan Soviet, Sita Benda Bersimbol Rusia
Yevgeny Prigozhin, yang telah lama berseteru dengan Kementerian Pertahanan Rusia, telah membuat serangkaian pernyataan emosional dalam beberapa hari terakhir.
Ia mengumumkan, Wagner akan mundur dari Bakhmut karena masalah amunisi sebelum mengatakan mereka akan tinggal, dan kemudian kembali mengatakan pasukannnya mungkin pergi.
"Apa yang akan dilakukan negara, anak cucu kita yang merupakan masa depan Rusia, dan bagaimana kita bisa memenangkan perang ini jika secara kebetulan, dan saya hanya berspekulasi di sini, ternyata kakek ini benar-benar keras kepala?" tanyanya.
Yevgeny Prigozhin sebelumnya mencemooh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan kepala Staf Umum, Valery Gerasimov, tapi menghindari semua kritik pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin.