TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk mengumumkan bahwa Twitter akan segera memiliki CEO baru.
Melalui cuitan Twitter pada Jumat (12/5/2023), Elon Musk berkata CEO baru Twitter, seorang wanita yang belum disebutkan namanya, akan mulai bekerja dalam enam minggu ke depan.
Elon Musk menambahkan dirinya akan beralih menjadi ketua eksekutif dan CTO, mengawasi produk, perangkat lunak dan pengurus.
Mengutip CNBC.com, saham Tesla melonjak lebih dari 2 persen setelah pengumuman tersebut, menjadi tanda bahwa investor senang dengan langkah itu.
Beberapa investor Tesla khawatir perhatian Elon Musk lebih banyak teralihkan ke Twitter.
Pada bulan April, sejumlah pemegang saham progresif Tesla secara terbuka mendesak dewan Tesla untuk memastikan bahwa Elon Musk akan mendedikasikan lebih banyak waktu untuk perusahaan mobil tersebut.
Baca juga: Cuitan Elon Musk di Twitter Bikin Harga NFT Miladys di OpenSea Melejit ke 13,5 Juta USD
Elon Musk, yang juga CEO dari perusahaan roket SpaceX, menyelesaikan akuisisi Twitter senilai $44 miliar pada bulan Oktober lalu dan langsung membuat langkah besar di sana.
Ia memecat eksekutif top perusahaan dan memberhentikan ratusan karyawan.
Di bawah kepemimpinan Elon Musk, bisnis periklanan inti Twitter pun telah jatuh, menurut CNBC.com.
Beberapa perusahaan menghentikan kampanye promosi berbayar mereka karena adanya peningkatan pidato ofensif dan retorika kebencian di Twitter.
Elon Musk telah mencoba menutupi kekurangan tersebut dengan layanan langganan baru, yakni Twitter Blue.
Twitter Blue menawarkan fitur-fitur baru misalnya kapasitas menulis tweet yang lebih panjang.
Baca juga: Elon Musk Buat Gebrakan Baru, Platform Twitter Kini Punya Fitur Panggilan Suara dan Video
Langkah besar lainnya, Twitter menghapus centang biru dari pengguna yang tidak membayar.
Akun pemerintah dan beberapa akun perusahaan masih akan mempertahankan verifikasi melalui serangkaian ikon berbeda, yaitu dengan warna perak dan emas.
Elon Musk juga mengizinkan pengguna yang sebelumnya dilarang kembali ke platform tersebut.
Twitter juga telah mengalami beberapa masalah teknis dan pemadaman selama masa jabatan Elon Musk sebagai CEO.
Beberapa di antaranya bertepatan dengan PHK besar-besaran karyawan, yang menurutnya diperlukan untuk kesehatan keuangan perusahaan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)