TRIBUNNEWS.COM - Duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Afrika Selatan, Reuben Brigety, meminta maaf karena telah menuduh Afrika Selatan mengirim senjata ke Rusia.
Reuben Brigety dipanggil ke Departemen Hubungan dan Kerjasama Internasional (DIRCO) Afrika Selatan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor, pada Jumat(12/5/2023).
Selama pertemuan itu, Reuben Brigety mengakui dia melewati batas dan meminta maaf tanpa pamrih.
Reuben Brigety dengan senang hati akan memperbaiki salah kesan yang ditinggalkan oleh komentar publiknya dan dia telah menegaskan kembali kemitraan yang kuat antara AS dan Afrika Selatan.
Namun, Duta besar itu tidak menyebutkan permintaan maaf apa pun dalam tweet-nya, yang memicu rentetan pertanyaan dari netizen Afrika Selatan, dikutip dari BBC Internasional.
“Anda mungkin ingin mengklarifikasi. Kami senang dengan permintaan maaf yang Anda sampaikan dalam pertemuan tersebut, tetapi komentar di sini menunjukkan bahwa lebih banyak yang diharapkan dari Anda, ” kata Clayson Monyela ketika menanggapi komentar netizen yang berharap Dubes AS itu menjadi lebih bijak lagi.
Baca juga: Dituduh AS Pasok Senjata dan Amunisi ke Rusia, Afrika Selatan Buka Penyelidikan Independen
"Reuben Brigety telah berkomitmen untuk mengumumkan permintaan maaf," kata Clayson Monyela, kepala kebijakan publik di Departemen Hubungan Internasional Afrika Selatan.
Ia mengatakan, Reuben Brigety telah menyesali pemilihan kata hingga menjadi masalah ini.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga melakukan panggilan telepon dengan Menteri Pandor pada Jumat (12/5/2023).
Antony Blinken menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis AS-Afrika Selatan dan menegaskan kembali kerja sama dalam prioritas bersama, termasuk kesehatan, perdagangan, dan energi.
Baca juga: Amerika Serikat Klaim Afrika Selatan Pasok Senjata ke Rusia pada Desember 2022
Dubes AS Tuduh Afrika Selatan Kirim Senjata ke Rusia
Sebelumnya, Duta Besar AS, Reuben Brigety, mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (11/5/2023), Afrika Selatan telah memuat senjata dan amunisi ke kapal Rusia, yang berada di bawah sanksi, di pangkalan angkatan laut Simon's Town dekat Cape Town pada Desember 2022 lalu.
"Senjata itu kemudian diangkut ke Rusia," kata Reuben Brigety saat itu.
“Mempersenjatai Rusia sangat serius, dan kami menganggap masalah ini belum selesai, dan kami ingin Afrika Selatan [mulai] mempraktikkan kebijakan non-bloknya,” katanya.
Reuben Brigety rupanya merujuk pada kapal berbendera Rusia bernama Lady R.
Kapal itu berlabuh di pangkalan angkatan laut selama periode ini di mana kapal itu mengirimkan dan memuat kargo tak dikenal, memicu spekulasi dan pertanyaan dari politisi Afrika Selatan.
Kapal itu sendiri telah dikenai sanksi oleh Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS Mei lalu atas dugaan pengiriman senjata.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Ramaphosa membalas, dengan mengatakan tuduhan Reuben Brigety merusak semangat kerja sama dan kemitraan antara kedua negara.
Baca juga: Negara-negara Afrika Berlomba Menuju Antariksa
Afrika Selatan Bantah Kirim Senjata ke Rusia
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengatakan tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung klaim Afrika Selatan mengirim senjata ke Rusia.
Ia mengatakan pemerintah Afrika Selatan telah memerintahkan penyelidikan independen atas masalah itu pada Kamis (11/5/2023), dikutip dari RT.
Dia mencatat, pejabat Afrika Selatan dan AS telah membahas masalah ini dan setuju melakukan penyelidikan akan diizinkan untuk berjalan sesuai jalurnya.
Sementara itu, dinas intelijen AS akan memberikan bukti apa pun yang mereka miliki.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Afrika